Kilometer Terakhir

September 04, 2017


bismillah.

Bukan hal buruk jika ingin menafsirkan sesuatu sesuai kehendak, namun tentulah harus pada persoalan dan waktu yang tepat. Seperti misalnya untuk saat ini, menuliskan sesuatu yang kita maknai sebagai maksud dari lagu Kilometer Terakhir, Seringai.

Melompat ke sadel, dan kuhantam sang selah.
Melawan arah, ku tantang maut, indah.
Terasa lepas. Melesat di jalan, kilometer terakhir.
Ya, ku hampir tiba, kilometer terakhir. Kubakar bensin, mesin ini meradang.
Pacu motor, kutuju matahari.
Tancap! Melesat di jalan, ya, ku hampir tiba. Angin menerpaku, serigala lepas.
Roda berputar, kilometer terakhir.
Hampir esok, seperti kemarin. Kilometer terakhir.
- Kilometer Terakhir, Seringai 


Ada masanya ketika mungkin dirimu merasa terkungkung sesuatu. Kemudian membutuhkan sesuatu yang bisa melarikanmu sementara, setidaknya dari hal tersebut untuk sementara waktu.

Sesungguhnya lari sama sekali tidak akan menuntaskan, 'kan?

Namun tidak bisa dipungkiri jika jiwa dan pikiranmu butuh untuk dipenuhi kebebasannya barang beberapa saat, disingkirkan dari kepenatan, diwujudkan ketentramannya.
Terkadang kita terlalu pusing memikirkan jalan untuk lari dari kenyataan dan mencari kedamaian. Kemudian waktu habis dengan kondisi jiwa dan hati ini belum tenang dan beban belum dituntaskan.
Lebih parah lagi ketika yang tampak justru diri kita menyalahkan orang lain -mencari pembenaran atas apa yang diri ini rasakan.

Terkadang  Sering aku terbawa gerak tangan yang menarik gas motor. Berkendara entah kemana. Mungkin tidak seperti lagu Kilometer Terakhir yang mewujudkan kebebasan diri, beban terlepas seiring deruman motor dan angin yang menerpa. Namun ingin sekali diri ini merasakan yang semacam itu, menghindar dari kepenatan, terlepas dari beban.

Padahal jika keikhlasan selalu mengiringi, diri tak akan terbebani.
Padahal jika mengagankan ketentraman, Allah telah berikan jawabnya.

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
- QS. ar-Ra'd: 28 

 Akan tiba saatnya kita akan tiba di Kilometer Terakhir, ketika amanah usai, ketika tugas kita di dunia sudah tuntas.

Ketika kita dipanggil oleh-Nya.

---

Pemaknaan pribadi yang seutuhnya ehehe sekenanya banget maaf segala salah semoga semua urusan kita dimudahkan :)

gambarnyaa tidak relevan wk

Rujukan:
https://tafsirq.com/13-ar-rad/ayat-28
https://www.musixmatch.com/lyrics/Seringai/Kilometer-Terakhir

You Might Also Like

0 komentar