Ngobrol

Juni 30, 2018


bismillaahirrahmaanirrahiim

Hari ini yaitu kemarinnya kemarin lusa, aku kembali meniti jalan Cibiru-Ganesha. Niat mula wawancara, dilanjut bercengkrama. Namun realisasi nyata hanya ada pada hal kedua wkwk. Ya, jadinya aku batal wawancara dan lanjut maiin ke kosan Dila. Sebetulnya aku memang bilangnya ke Ummi mau main ke Dila sih wkw ya mungkin itulah jadinya.

Kemarin aku baru chat Firza, randomly. Bilang rasanya udah lama ga ketemu anakanak IC. Terus udah deh beres thread chatnya. Gajelas ‘kan? Biasa, namanya juga Shaffa. Yang jelas Firza bingung soalnya ya wajar lama ga ketemu orang-orang, semua juga libur. That’s true.
Kemudian hari ini bertandang ke kosan Dila yang amat langganan aku repotiin.

Untuk apa? Nggak tau. Tidak ada rencana pasti.
Dila ini adalah korban wacana terbanyak dari aku kalau dipikir-pikir. Dari mulai jalan-jalan kemana-mana, makan, belajar, proyek, lomba, bisnis, banyak sekali yang berujung hayu-hayu tapi belum implemented hue sedih ya. Dila ini sudah menyaksikan ragam ekspresiku, naik-turunnya, seuri-sedihnya, mendengar dan menyaksikan sekian banyaknya episode dengan ragam genre yang lebih sinetron dari sinetron manapun. Kadang mungkin ikutan terbeban (?) tapi overall Dila selalu bisa memberikan respon yang menyenangkan dan menjadi pendengar yang baik.
Tentang kebiasaan wacana dan kurangku yang lain, dimaafin 'kan ya Dil? :")

Dari obrolan-obrolan yang dilakukan sebetulnya aku mendapatkan banyak hal, pembelajaran dan sarana berkaca. Kenapa kok berkaca? Di dalamnya aku mendengar sendiri bagaimana aku berbicara, apa yang kusampaikan. Kemudian beberapa saat setelahnya, aku mendapat poin "Oh harusnya aku begini, harusnya aku ga begini," dan seterusnya.

Mengunjungi teman pun mengingatkan diri bahwa "Hei lihat kawanmu sudah ada dalam keadaan lebih baik dari sebelumnyaa alhamdulillah, kamu gimana?"

"Ada orang yang hanya dengan melihatnya, itu cukup membuatmu ingat kepada Allah, bicaranya cukup menambah amalmu dan amalnya cukup membuatmu rindu akhirat."
- KH. Rahmat Abdullah

(Sebetulnya aku harap) selalu ada ruang untuk mengobrol dengan kawan(, tapi kadang malah aku yang terbenam sendirian). Kadang obat migrainku adalah kumpul. Kadang. Beberapa kali berhasil dalam kasus aku diseret buat kumpulnya, terpaksa berhubung kalau pulang puyeng banget wkwk.

Aku selalu senang mengobrol dengan banyak orang. Katanya orang ekstrovert lebih mendapatkan energi ketika bersama dengan orang lain. Jadi, terimakasih sudah mau mengobrol dengankuu wkwk. Kalau casenya lawan bicara ternyata malah kehabisan energi ketika bersama orang, terimakasih telah mau memahami diri ini lebih.

---

Saya sebetulnya dari dulu ingin sekali mereview satu per satu orang yang saya temui, kenali, dan kemudian punya cerita. Namun keterbatasan selalu ada, dan ternyata ingat-lupanya manusia memang perlu adanya. Jika ingatan monoton saja, tidak ada kadar berkesan atau tidaknya, rasanya kurang asik iya ga sih?
Ya kalo ngga juga gapapa si.


Terimakasih, Dil, sudah selalu menjadi pengingat secara langsung maupun tidak langsung, sadar tidak sadar. Semoga sampe kamu punya anak nanti, atau mungkin di alam setelah ini, kita masih selalu bisa ngobrol ya.
Terimakasih kepada kawan-kawan yang menjadi teman ngobrol Shaffa!

You Might Also Like

0 komentar