Nymphaea
Maret 03, 2019
bismillaahirrahmaanirrahiim.
Tulisan ini diketik oleh seorang anggota biasa Himabio Nymphaea ITB
yang bisa dibilang terlambat menyadari bahwa dirinya belum melakukan apa-apa
secara langsung untuk karya dan keprofesian terkhusus pada bidang biologi, minimal
lingkup kampus.
Terus, sedih dia wkwk dan kini sudah hampir penghujung
waktunya menyandang anggota biasa (dan swasta?) Himabio Nimpea.
Heits.
Iya, kebiasaan saya kalau nulis Nymphaea jadi Nimpea. Saya ngomelin orang yang salah nulis Nymphaea jadi Nymphea-Nymphae- dan nimfa-nimfa lainnya padahal kami bukan kecoa yang punya nimfa :( tapi saya sendiri nulisnya Nimpea. Tujuannya baik kok, biar orang bisa baca dalam versi Sundanis dikit. Ini sebentuk cinta saya pada himpunan dan Bandung. Oke skip.
Iya, kebiasaan saya kalau nulis Nymphaea jadi Nimpea. Saya ngomelin orang yang salah nulis Nymphaea jadi Nymphea-Nymphae- dan nimfa-nimfa lainnya padahal kami bukan kecoa yang punya nimfa :( tapi saya sendiri nulisnya Nimpea. Tujuannya baik kok, biar orang bisa baca dalam versi Sundanis dikit. Ini sebentuk cinta saya pada himpunan dan Bandung. Oke skip.
Selesai dengan Diri
Sendiri
Saya tergolong orang yang belum bisa membuat alur aliran
sendiri, jadi saya mengikuti alur utama (mainstream
ya?) yang biasa ada. Di kampus ini dan dalam penglihatan saya, titian karir
(?) biasanya akan tertiti setelah sesegera mungkin mengambil langkah sealur.
Misal ketika berniat untuk akhirnya mengabdi di kabinet KM ITB maka silakan
mulai dengan magang dan tidak sekip staffing,
jika ingin menjadi senator di Himabio Nymphaea silakan jadi DPA atau tim
senator, dan seterusnya. Ini yang biasanya saya lihat. Butuh waktu untuk
menyelaraskan frekuensi, menyamakan visi dengan rekan-rekan, membentuk atmosfer
kerja yang menyenangkan dan akhirnya bisa menjadi sarana refresh di luar
akademik. Akan lebih sulit jika baru masuk di tengah aliran (sekali lagi ini
hanya yang terlihat dari lensa kacamata saya yang amat sempit). Begitu fenomena
biasanya.
Ada juga sih yang tidak biasa, seperti fenomena kader
karbitan (*mengacungkan tangan* misalnya) di Gamais ITB.
Melepaskan diri dari statement
politik kampus hanya milik elitis dan seterusnya, bagi saya prinsip seleksi
alam berlaku dimanapun. Bukan bicara yang menduduki posisi hanya kalangan elit
tertentu saja, melainkan siapa yang kuat akan bertahan, siapa yang adaptif dan
bisa menyesuaikan diri akan menjadi semakin kuat. Kekuatan ini bisa mulai
dipupuk ketika mengambil langkah awal. Sayangnya, di awal masuk perkuliahan
bisa jadi ada personal-personal yang disibukkan dengan adaptasi dan shock culture. Akhirnya waktu banyak
berlalu dan perlu energi lebih untuk mengejar ketertinggalan. Maka amat sangat
penting untuk bisa tuntas dengan diri sendiri sesegera mungkin dan kemudian
diri ini bisa mulai mengepakkan sayap, terbang menebar manfaat dan
mengaktualisasi diri.
Bersegera selesai dengan diri sendiri. Agar nanti bisa
segera melangkah untuk orang lain.
Ya sayangnya saya sendiri lama sekali mendapati jalan-mana-yang-akan-kulalui. Akhirnya, mengikuti alur yang orang lain buatkan. Tidak buruk sebetulnya, jika bicara tentang memetik hikmah sebanyak-banyaknya dan memaksimalkan diri dimanapun diri ini berpijak.
Ya sayangnya saya sendiri lama sekali mendapati jalan-mana-yang-akan-kulalui. Akhirnya, mengikuti alur yang orang lain buatkan. Tidak buruk sebetulnya, jika bicara tentang memetik hikmah sebanyak-banyaknya dan memaksimalkan diri dimanapun diri ini berpijak.
Akhirnya saya ‘ditarik’ ke Gamais ITB dalam keadaan
terhuyung-huyung. Melupakan trek bayangan yang saya rancang untuk menjadi
senator Nimpea wkwkwkwk dadah yang baru tau (bahkan saya udah ngobrol banyak
waktu itu sama Kak Nadia Puji Utami) (massa Nimpea gaada yang tau yakin deh)
(eh Dila tau deng)). Semudah itu dibelokkan, karena tak kunjung usaila dengan
diri sendiri.
Bersegeralah selesai dengan diri, dan bersegera mengepak sayap
untuk sekitar.
Bukan Apatis (kook)
Ditariknya saya menyelami Gamais ITB ternyata amat seirama
dengan tuntutan rumah dan keluarga. Tidak pulang malam dan aktivitas dimulai
pukul 06.00 maka saya harus berangkat maksimal 05.20 dari rumah. Ritmenya
menyenangkan, membuat tanggungan di rumah, kebersamaan yang harus saya penuhi,
alhamdulillah lebih mudah untuk didapat. Namun bersamaan dengan itu, yang
mulanya tersingkir akhirnya semakin tersingkir.
Himpunanku hehehehehehe.
Kewajiban sebagai anggota biasa untuk hadir forum-forum
tidak terpenuhi, berhubung mayoritas diselenggarakan malam hari dan saya
sulit pulang malam saya terlalu lelah untuk melanjutkan 12 jam berkemahasiswaislaman
dengan kemahasiswaan lainnya. Di tahun pertama saya berbphgamais pusat, saya
tidak jadi staff himpunan. Di tahun kedua, saya staff BRT dan saya banyak salah
ke Bu Kadiv yakni Dila huhu karena sibuk sendiri.
Dalam hati kecil (ha), saya sebetulnya ingin lebih bisa
berdedikasi namun entah mengapa atmosfernya sulid saya sesuaikan. Selain
terlalu lelah, em.. ya itu sih udah lelah aja hehe. Kesibukan yang ada membawa
saya menjadi seorang yang ansos himpunan, tidak mengenal adek kelas, ya gitulah
sedih. Dan kesedihan ini baru benar-benar terasa ketika saya lengser di depan.
Saya mendapati periode dimana saya berdiam, kemudian menyadari bahwa betapa
saya masih banyak belum memenuhi hak-hak organisasi dan teman himpunan saya,
dan saya.. amat terlambat menyadarinya. Bukan berniat apatis, namun sebegitu
tidak sadarnya.
Pengen ngetik “Kok gaada yang ngingetin saya sih di
masa-masa itu? :(“ tapi ngeselin ga sih ni anak udah tau salah kok malah
nyalahin orang zzz.
Dirgahayu
Jadi kemarin adalah hari lahirnya Nymphaea ITB dan tanggal
Musyawarah Anggota untuk membahas LPJ kepengurusan angkatan 2015. Bagi saya
masih amat sulit untuk menyamakan ritme agenda Nimpea dan entah sampai kapan? Sebetulnya
di semester ini saya ada proyek menyapa rekan di himpunan setiap kali hendak
pulang. Ternyata kebiasaan setor muka (doang) juga berlaku untuk agenda semacam
ini. Sejujurnya, karena belum mendapati saya memiliki suhu yang sama bukan karena tidak
mau, tapi tak tau bagaimana caranya hehe.
Namun perlu diingat, saya selalu senang untuk menyorakkan
Yellow Submarine dan saya akui saya senang menjadi bagian dari pasukan kuning
ngejreng ini.
Semoga berjaya beserta seisinya.
Panjang juga. Sebetulnya akhir-akhir ini saya banyak
menuliskan terkait aktivitas di kampus dalam rangka mengingat, menjadi
pengingat, dan semoga bisa memetik hikmah yang berserak.
0 komentar