Cerita Pemimpin
Mei 31, 2018
ismillaahirrahmaanirrahiim
Semakin tinggi 'tingkatan' seseorang, maka ujian yang
diberikan pun akan meningkat.
Hal ini nyata adanya, itulah mengapa kita tidak disarankan
untuk membandingkan diri kita dengan yang lain kecuali pada akhirnya memberi
energi untuk menguatkan diri, semacam motivasi. Allah memberi ujian berdasarkan
kesanggupan hamba-Nya. Hal ini hendaknya menjadi motivasi bahwa sebenarnya diri
ini mampu.
Untukmu para pemimpin. Tentu apa yang dipangku saat ini
berbeda dengan milik rekan-rekan yang lain. Ada kalanya (atau bahkan lebih
sering) terasa begitu berat.
"Pada hilang.." "Sedang pada sibuk"
"Ada agenda akademik full" "Aku harus apa, Shaf?"
“Kamu harus apa? Kita harus apa?”
---
Ketika rekan-rekan kerja keluargamu rasanya sulit
meng-ada-kan diri di tengah hiruk pikuk agenda di luar organisasi ini, mungkin
padamu terkadang ada kesedihan, ada kegelisahan, atau mungkin ada
ketidakmampuan. Keberadaan hal-hal barusan hendaknya tidak dipelihara dalam
waktu lama, dan dirimu hendaknya segera beranjak. Berwudhu. Tilawah dan doakan.
Qiyamullail dan doakan.
“Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang mendoakan saudaranya ini akan ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala ia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Aaamiin. Engkau akan mendapatkan semisla dengan saudaramu tadi.”
- Ash-Shohihah (1399): Muslim: 48-Kitab Adz-Dzikr wad Du’aa halaman 88
Kak Reka Ardi Prayoga hari itu menyampaikan komponen penting
dalam membentuk alur ‘kerja’ yang kondusif: ruhiyah, ukhuwah, dan dakwah. Yak ceritanya
ini notulensi kumpul kemarin. Jariyah ketika dibagikan aaamiin ya.
Ruhiyah ini akan penting dalam penjagaan diri dan saudara-saudaramu.
Teruntuk seorang pemimpin, ada targetan lebih tinggi yang mesti dimiliki. Minimal,
qiyamullail dan tilawah adalah yang kau arahkan menjadi pegangan
saudara-saudara yang lain. Dr. Najih Ibrahim dalam Kepada Aktivis Muslim
menekankan bahwa amal yang amat baik untuk mencetak kader adalah qiyamullail,
amal yang amat berat namun hasilnya amat dekat.
Ukhuwah ini akan penting dalam menguntai kekeluargaan satu
sama lain. Sering-seringlah berjumpa maka kalian akan terbiasa dan dari sana
akan tumbuh cinta. Selalu berprasangka baik sehingga dalam kondisi sulit pun
akan selalu ada kesempatan untuk saudara-saudaramu kembali masuk. Selalu
menyelipkan namanya satu persatu dalam doa. Pengurus harianmu ada puluhan? Sebutkan
semua. Ratusan? Wah mantap sih wkwk.
Dakwah ini akan penting untuk mengingat apa tujuan bergerak
dalam sebuah organisasi, instansi, komunitas, dan sejenisnya. Celah perbedaan
yang dibesar-besarkan seringkali memunculkan keretakan yang tentu tidak sehat
untuk bangunan. Ada yang peru disepakati bersama, ada keragaman yang indah
dalam kolaborasi warna kebaikan (branding wkw). Pasti ada kesamaan tujuan dalam
perbedaan tadi. Islam adalah rahmat seluruh alam, ‘kan?
Dalam ketidakjelasan pemetaan organisasi-keluarga, hal
pertama yang perlu diselidiki adalah amalanmu, ya, amalan pemimpinnya. Untukmu,
berhati-hatilah karena semua yang kamu bawa berdampak pada apa yang kamu pimpin.
Entah amal, sikap, lainnya. Sugesti diri: kenaikan amalmu, kenaikan kinerja
keluargamu.
Gitu, Shaf.
---
“Terimakasiih. Jadi gitu, teman-teman,” Aku di sini
perantara saja hehe.
“Kamu udah berhasil implementasiin, Shaf?”
“Hmm bismillah aja dulu we ya,” Siapapun tau aku sedang
terketuk, atau tertusuk malah -_-
---
Semakin tinggi 'tingkatan' seseorang, maka ujian yang
diberikan pun akan meningkat.
Hal ini nyata adanya, itulah mengapa aku tidak (sanggup)
membandingkan diri kita dengan yang lain kecuali pada akhirnya memberi energi
untuk menguatkan diri, semacam motivasi. Allah memberi ujian berdasarkan
kesanggupanku. Hal ini kuulang-ulang, menjadi motivasi bahwa sebenarnya diri
ini mampu.
Kepada diriku dan untukmu para pemimpin, semoga dikuatkan! Sejatinya
kita semua pemimpin setidaknya untuk diri kita. Ya?
Random ga sih ini apakah teks ini
dimengerti saya juga kurang tau. Semoga bermanfaat.
#olimpiadetaqwa
#30harikenaiqob
#karenakitakeluarga
#30harikenaiqob
#karenakitakeluarga
1 komentar
mii makasih banyak jadi belajar lagi. kalau suatu saat diamanahkan menjadi pemimpin aku coba ya ilmunyaa. barakallaah
BalasHapus