Hanya di Indonesia: Ci Aci Aci
Oktober 14, 2014
bismillaahirrahmaanirrahiim
Yaa tentu saja benar. Saya cukup yakin bahan makanan bernama aci ini hanya ada di Indonesia. Walaupun ada di negara lain mungkin, jika namanya bukan aci, ya berarti bukan. Hehe. Ah sudahlah. Ini semakin tidak jelas nantinya.
Yaa tentu saja benar. Saya cukup yakin bahan makanan bernama aci ini hanya ada di Indonesia. Walaupun ada di negara lain mungkin, jika namanya bukan aci, ya berarti bukan. Hehe. Ah sudahlah. Ini semakin tidak jelas nantinya.
Aci, atau yang dikenal umum oleh orang yang tidak berasal
dari daerah bukan Sunda sebagai tepung kanji, memiliki banyak sekali manfaat. Aci
merupakan salah satu jenis tepung yang terbuat dari sagu. Di Indonesia, keragaman
makanan yang berbahan dasar aci berkembang sangat pesat. Banyak sekali variasi
makanan diciptakan dari aci, dari ringan sampai berat. Siapa yang tak kenal
cireng? Salah satu makanan favorit yang laris manis dijual di saung MAN Insan
Cendekia Serpong. Atau cimol, dan masih baanyak sekali jajanan-jajanan khas
yang terbuat dari aci. Selain harganya murah, cara membuatnya pun mudah. Tak heran
jika eksistensi makanan berbahan dasar aci bertahan di pasaran.
Mari kita lihat yang paling umum, cireng. Versi sederhananya
hanya tinggal mencampur aci dengan garam, lalu diberi air panas secukupnya
sampai bisa disebut adonan. Setelah itu hanya tinggal digoreng, maka jadilah
aci goreng atau yang biasa kita sebut cireng. Yeey.
Atau cilok. Makanan ringan berbentuk bola kecil-kecil
seperti baso namun bahan dasarnya adalah aci sehingga rasanya kenyal dan gurih
bergantung pada bumbunya. Cara menyantapnya dengan dicolok atau distusuk, sehingga biasa disebut aci dicolok atau
cilok.
Kalau cilok bentuknya bola dan dimasak dengan cara diseupan, maka yang ini mungkin lebih
ringan (dalam makna sebenarnya) dan lebih berminyak karena digoreng. Yang ini
namanya cimol. Untuk asal muasal katanya saya sering mendengar, namun saya
bingung bagaimana menuliskannya. Daripada membuat bingung, yang pasti ya
beginilah bentuknya.
Ciu. Mungkin ini memang jarang didengar khalayak umum, namun
ini bisa menjadi santapan alternatif orang-orang yang memiliki kelebihan pisang
yang dalam jika dalam jangka waktu dekat tidak dimakan maka akan mengalami
pembusukan. Bagaimana maksudnya?
Jenis makanan ini saya terinspirasi dari kampung nenek saya
di Subang. Saat liburan, sering sekali bibi saya mendapati bahwa banyak sekali
pisang yang ada namun cepat sekali lalat-lalat buah datang tanda mau membusuk. Daripada
mubadzir, lebih baik diolah secepatnya. Kalau sale pisang terlamu lama dan
ribet pengolahannya, ciu bisa jadi referensi. Mudah sekali. Hanya tinggal
menghancurkan pisang-pisang matang yang ada dengan alat apapun di dalam sebuah
wadah hingga lembut. Semua jenis pisang bisa digunakan. Pisang yang terlalu
matang pun bisa digunakan. Setelah hancur, pisang tersebut dicampurkan dengan
aci secukupnya lalu diaduk rata dan dituang ke dalam wadah yang diinginkan. Kukus
untuk beberapa saat hingga matang. Alhamdulillaah. Pisangnya tidak mubadzir dan
ciu bisa disantap.
Masih banyak aci-aci lain yang saya temukan sepanjang hidup
saya. Masih ada cidog, cipuk, dan ci-ci lain. Selain makanan, aci juga bisa
digunakan sebagai lem kertas yang kuat jika dicampur air mendidih. Subhanallah.
Maha Suci Allah Yang Menciptakan Aci di dunia ini..
Sebetulnya apa tujuan saya menulis tentang aci? Saya hanya
ingin teman-teman dan orang-orang tahu bahwa Indonesia merupakan negara yang sebetulnya
sangat kaya akan kreativitas dan inovasi, dari segi apapun. Indonesia memiliki
potensi luar biasa. Kekayaan budayanya tak bisa dikalahkan siapapun. Rakyatnya luar biasa, mudah beradaptasi dan
penuh kreasi. Sampai-sampai, seonggok tepung pun bisa menjadi banyak hal. Subhanallaah.
Namun hendaknya semua kreativitas yang dimiliki rakyat
Indonesia janganlah hanya digunakan untuk makanan saja. Pada aspek-aspek lain,
seperti ilmu pengetahuan dan teknologi tentulah harus diterapkan sikap-sikap
seperti itu. Jika sudah ada bekal kreativitas dan inovasi, hanya tinggal
memunculkan kemauan dari setiap individu untuk menerapkan dan menggerakkannya,
Indonesia akan beberapa langkah, bahkan beberapa lompatan lebih maju dibanding
saat ini.
Bismillah. Kali ini, generasi muda mestilah belajar dengan
sungguh-sungguh agar dapat mewujudkan nilai-nilai di atas. Berbekal dari aci,
saya yakin, saya bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih kreatif dan bisa
bermanfaat bagi orang lain. Walaupun sebetulnya ini sedikit kurang nyambung,
tapi secara jujur memang inilah yang saya pikirkan saat ini dan inilah yang
ingin saya tuangkan ke dalam bentuk tulisan. Hehe.
Oiya, sebagai penutup, kemarin, guru fisika saya, Bapak Nur
berpesan pada kami semua, sekaligus menyampaikan pesan dari BPPT untuk semua
murid Insan Cendekia. Intinya:
“Besok besok, kalian pilihlah jurusan yang benar. Jangan pikirkan
nanti kerja dapat berapa, tapi pikirkan nanti aku bisa menciptakan dan
menemukan apa untuk dimanfaatkan ummat di dunia.”
SEMANGAT MENEBAR MANFAAT, kawan!
14 Oktober 2014
mencari koneksi mengapa
sangat sulit yaa Allah hikshiks masa harus selalu nunggu jam tik -__-
0 komentar