Konstruksi Insan Cendekia: Mau Ikutan Mana?
Oktober 14, 2014
Siapa yang tidak bangga bersekolah di sini? Siapa yang tidak
bangga menjadi bagian dari sekolah ini? Walaupun keberadaan saya di sini tidak
selalu mulus (sulit bahkan --), namun di IC saya banyak sekali mendapat
pelajaran. Tidak hanya akademik, namun juga segala hal. Sampai-sampai saya merasa kesulitan
menyebutkannya kali ini karena memang saya terlanjur jatuh hati pada sekolah
ini (haha). Jika Anda-Anda semua ingin merasakan bahagia, stress, sedih,
bingung, dan lega di saat yang bersamaan,
bersekolahlah di MAN Insan Cendekia Serpong karena secara nyata, saya memang
merasakan fenomena tersebut!
Kali ini, Insan Cendekia baru saja menginjak usia 18 tahun
sejak dibangun pertama kali pada tahun 1996. Sebelas Oktober kemarin, alhamdulillah telah terlaksana acara
besar Open House yang diselenggarakan
bersamaan dengan pembagian rapot UTS kelas X-XI sekaligus dalam rangka milad IC
18. Disemarakkan lomba poster, memasak, dan persiapan pagelaran seni, kami
siswa kelas XII tidak merasa kesepian walaupun orangtua kami tidak datang
(hehe).
Sekilas tentang milad IC kemarin saya rasa cukup dulu. Kali
ini saya ingin member info yang saya yakin orang-orang sudah banyak yang mengetahui,
bahwa Insan Cendekia saat ini tengah berada dalam kondisi ‘labil’ konstruksi.
Banyak sekali perubahan yang terjadi. Dimulai dari saya bangun tidur sampai
tidur lagi saat ini pun sudah sangat berbeda dengan saat IC belum memulai
konstruksi. Jalur jalan ikhwan-akhwat, gedung pendidikan, perpustakaan, CSA,
semuanya sangat berbeda. Namun dari semua perubahan tersebut, kita dihadapkan
pada dua pilihan. Tulisan ini juga lumayan terinspirasi dari kata-kata Bu Dini
pada saya dan teman-teman, “Terserah kita, mau ngikut madzhab positif, atau
negatif?”. Nah, ini dia.
Pilihan pertama adalah madzhab positif. Jujur, lumayan butuh perjuangan lebih untuk
istiqomah di jalan ini. Memasukinya saja lumayan, apalagi mempertahankan.
Sebetulnya, apa yang dimaksud aliran positif di sini?
Aliran positif adalah alirannya orang-orang yang selalu tersenyum
melihat perubahan yang ada, menerima dengan lapang dada apa yang terjadi namun
tetap kritis, berpikir ini pasti baik untuk ke depannya, dan selalu berdoa
meminta yang terbaik pada Allah. Semoga diperlancar pembangunannya, cepat
selesai, dan seterusnya.
Aliran negatif adalah alirannya orang-orang yang mengeluh,
sulit beradaptasi dengan yang terjadi, berpikir mengapa begini mengapa begitu
tanpa dicari solusinya, protes terus, menguarkan hawa-hawa negatif dan malas
pada sekitar sehingga lingkungan terpengaruh pemikiran negatifnya, sulit
mengambil sisi baik, tidak yakin semua ini akan memenuhi target, lambat
selesai, dan seterusnya. Iya memang, kita perlu dan wajib kritis, namun yang
dianut aliran ini adalah kritis yang tidak mendukung dan menjatuhkan. Sedangkan
kritis yang dianut aliran positif adalah kritis yang menghasilkan solusi dan
kritik yang membangun.
Dua hal inilah yang sedang menghadang setiap individu di MAN
Insan Cendekia saat ini. Mau tak mau, sadar atau tidak, semua dari kita
haruslah memilih salah satunya. Bersyukurlah bagi orang-orang yang sadar bahwa
pilihan ini ada, setidaknya ia bisa berpikir mana yang lebih baik untuk dianut.
Bersyukurlah pula bagi orang-orang yang tidak menyadari bahwa pilihan ini ada,
namun ia telah memliki dasar pemikiran dan akhlak yang baik sehingga secara
otomatis hidupnya memang mengalir mengikuti aliran positif.
Yang menjadi masalah adalah penganut aliran negatif. Saya
tidak pernah bermaksud untuk menjatuhkan satu pihak (sebetulnya juga saya
bingung memangnya ada berapa pihak di sini), namun saya ingin kita semua sadar
dan turut serta dalam menyukseskan dan melancarkan konstruksi IC yang
insyaAllah diniatkan demi IC yang lebih baik. Kita mungkin belum bisa ikut
campur secara langsung, setidaknya ada hal yang bisa kita lakukan walau tidak
kasatmata.
Berlanjut ke aliran negatif, jujur saya juga berusaha keluar
dari aliran ini. Mengapa? Bayangkan saja saudara-saudara, bangun tidur hingga
tidur lagi setiap harinya sejauh mata memandang, saya hanya menyaksikan gedung
H, asrama-asrama-asrama. Sungguh pemandangan membosankan dilengkapi dengan
tidak adanya suasana baru setiap harinya. Sakit. Sungguh sakit ketika
teman-teman kami yang lain mendapat ‘nasib’ ya setidaknya tidak membuat diri
bosan, namun kami? Berlebihan memang hehe tapi inilah yang kami para penghuni H
kelas XII NS rasakan. Untuk bisa bertahan, tentu kami harus mati-matian
menyingkirkan rasa mager karena semua
terlalu mudah untuk diakses jika kami berada di asrama.
Ini yang sedang kami usahakan. Keluar dari zona keluhan dan
menjadi pribadi yang lebih tangguh di tengah konstruksi. Mungkin kita
seringkali menemui orang-orang menjawab ketika ditanya, “Ah, paling juga ga
selse-selse pembangunannya. Liatin aja belom ada apa-apa.”
Nah ini. Ini yang harus kita doakan. Memang sulit menerima
kenyataan bahwa konstruksi kali ini belum terlihat maksimal. Namun tidak ada salahnya jika kita
dukung kelancarannya dengan kata-kata positif yang kita ucapkan pada banyak
orang. Ucapan adalah doa. Ucapan adalah sugesti. Kita adalah apa yang kita
ucapkan.
Jadi untuk saat ini, mari banyak-banyak berdoa untuk Insan
Cendekia kita. Semoga dimudahkan semua urusannya, disejahterakan semua
penghuninya, dilancarkan segala-galanya. Aamiin..
Semangat menebar hawa positif :D
13 Oktober 2014
Milad Bu Evi, semoga
selalu dalam lindungan Allah, Bu :)
Koneksi tidak mendukung
itu menyedihkan. Hanya baru bisa sebaatas save di word.
0 komentar