Perjalanan Ajaib

Mei 28, 2018

bismillaahirrahmaanirrahim 

Terimakasih!

Dua hari yang luar biasa. Jakarta-Bandung punya cerita. Alhamdulillah kemarin-kemarin berkesempatan untuk menghadiri sebuah event silaturahmi, buka bersama Ikatan Alumni Gamais ITB. Saya masuk ke dalam list partisipan hanya dengan berkata “wah” di grup. Aneh ya tapi menarik. Pasca tercatatnya nama saya, saya masuk ke dalam sebuah multichat berisi enam orang.

09:29 AM. Incoming freecall from Zhafirah Ajrina.
09.53 AM.  “ini ku ke sana” dengan melangkah dari parkiran sipil menuju Banyu Leisure Park. Sampai ke pertigaan Ganyang, ada yang manggil dari atas Gojek. Kemudian kami berjalan balik arah ke Salman lagi kemudian ke Banyu lagi. Kenapa begini? Tanya coba sama Zhafirah. Alhamdulillah langkah kami jadi lebih banyak dari semestinya. 

Saya dan Zhafirah berangkat bersama Teh Uci, Uni Sinta, Pak Dwi, dan Pak Sukris. Kapan lagi ya yang jadi supirnya ketua IAG-ITBnya heheh. Jam 10 lebih sedikit kami berangkat. 


Sepanjang jalan kenangan, kami banyak mengobrol mulai dari kisah sektoral sampe obrol mengenal lebih dalam, terutama sama Teh Uci dan Uni Sinta sih. Rasanya kami tidur sedikit sekali. Dan sebelum ke lokasi, kami lewat dulu ke Depok, mengantar Pak Dwi ke kediaman, mengantar Pak Sukris bertemu orang dan kami menanti bari jeung panas di sana teh, melewati UI, melewati kemacetan yang membuat agenda bukber IAG ini berlangsung di jalan heuheu. Alhamdulillah ‘alaa kulli haal, apalagi bisa nyoba teh beras punya Pak Sukris hehe.

Ternyata kami sampai bersamaan dengan rombongan 2 Bandung yang berangkat ba’da jumatan. Saya, Zhaf, Teh Uci, dan Uni Sinta jalan kaki dari masjid ke rumah yang dimaksud dengan jalan memutar. Apakah kami nyasar? Hmm bisa jadi. Tapi Allah menghendaki jalan dimana kami bisa bersilaturahim salam sapa dengan para bapak satpam. MaasyaAllah ya.

Di sana dapet apa?
Ada banyak orang hebat di sana. Obrolan mengenai kemaslahatan ummat, visi besar Islam, dan obrolan-obrolan ringan tentang apa yang baiknya diturunkan pada adek-adek yang masih pengurus ini. Menarik, karena yang disampaikan alumni generasi 80an, 90an, 2000an itu masing-masing beda coraknya. Poin besarnya adalah program IAG, proyek bersama, kerjasama pengurus-alumni, petuah untuk pengurus, termasuk nasihat untuk para muslimah di kampus. Alhamdulillaah kami dipertemukan dengan Bu Iin, IAGITB TK’88 sebegai narasumber. Bahasannya strategis dan bekal hidup pisan wkwk. 

Berhubung sudah terlalu malam, obrolan dengan bu Iin dicut. Kami segera pamit dengan membungkus makanan catering terlebih dahulu hehe. Kata Teh Uci, untuk menyenangkan tuan rumah ya nurut. Jadi kalau disuruh bungkus ya bungkus. 

Perjalanan dilanjut ke rumah brader Vieri Muhammad dengan personil mobil yang dirombak. Kenapa bisa ke sini? Sebetulnya ini ketidaksengajaan yang nyata dan kekhilafan yang nyata tapi ya alhamdulillah aja berkahnya insyaaAllah dapet. Jam 6 pagi, kami lanjut perjalanan ke Bandung. Obrolan ya jelas random tapi serius ini ilmu banget berhubung kami semua berasal dari prodi yang berbeda. Sampai ke Bandung, alih-alih turun dari flyover ke arah Tamansari eh mobilnya lurus menujuu.. Cibiru wkwk. Antiwacana memang. Kami sempat singgah dulu di Mufti tapi berujung hanya melihat katalog 3D -> nonton judul-judul buku dari layar kaca. Kalo ga salah belnya dipencet lebih dari 3x huhu maaf :(

Kemudian berlanjut ke rumah saya. Ngapain? Murni silaturahmi. Berhubung mau makan-makan ga bisa masak-masak pun nanaonan. Jadi ya gitu itungannya rehat aja wkwk.


Sebetulnya goal utamanya memastikan sesuatu yang sudah jelas saya jelaskan keadaannya. Tapi tidak dibahas di sini lah ya. Setelahnya, saya ikutan lagi naik mobil karena disuruh Abah ambil aja motornya di kampus. Perjalanan berakhir dengan saya motoran ke rumah dengan kondisi allahuakbar ngantuk pisan.

Eh ngga deng. Perjalanan masih akan berlanjut seiring proyek IAG-ITB berlangsung, juga ada amanah dari Pak Budi Youyastri yang disampaikan lewat Vieri.

---

Jadi, di sana dapet apa?
Dapet tofu, udang goreng asem manis, daging kayak steak gitu pake saos jamur, ayam bumbu kuning gitu, mie, kelapa muda, buah, kue2, soto bandung, kripik pisang pak kholil, masakan padang dari masjid, kurma, foto kucel (aslinya ini foto menyedihkan wkwk jadi saya tidak akan lampirkan di sini sebelse ada orang yang jago ngedit), orang utan, kakatua gigi 2 (...), ayam kfc, sop ibunya vieri, le minerale, teh manis anget, kipas dan brosur - - - - - gak jadi di bawa tapi, di rumah saya juga banyak sih hehe.
Dikutip dari multichat sesi review perjalanan ajaib ini. 

Tidak lupa cerocosan Dimas Ghiffari yang nonstop, pembullian terhadap Vieri oleh Zhafirah (dan saya?), menyimak muraja’ah bersama, bahasan serba random dan celetukan yang garing, dan ilmu menjaga kalamullah dari Iqbal Fawwaz yang sudah saya wanti-wanti sejak awal akan saya interview abis-abisan.

Begitulah rangkuman perjalanan kami! Ada banyak sekali hikmah dan ilmu yang dibagi dan didapatkaan. Baarakallah IAG-ITB, baarakallah keluargaku sekalian.

Zhafirah Dimas Fawwaz, kita masih punya urusan dengan Vieri ya. 


#olimpiadetaqwa
#30harikenaiqob
#karenakitakeluarga

You Might Also Like

0 komentar