Tokoh: Rahmah el-Yunusiyah
Oktober 07, 2014
bismillaahirrahmaanirrahim
Catatan 10 September 2014
Hari ini, saya ada ulangan sejarah (yang hasilnya entah bagaimana yang pasti saya kesulitan menerjemahkan jawaban saya ke bahasa inggris, dan itu sangat mengganggu -,-). Dan hari ini juga, saya baru ingat kalau sejarah ada tugas posting blog. Okee, beginilah kalau ada tugas yang lupa saya catat. Ckck. Maafkan saya Pak Erwin ._.
Jadi tugas sejarah kali ini memotivasi (bagi yang merasa
termotivasi) siswa untuk berkarya dan peduli. Berkarya dengan menulis,
pengamalan pepatah ikatlah ilmu dengan tulisan’ (kalau saya
tidak salah, iya kok itu pepatah, hehe). Juga peduli pada sekitar. Kok
tiba-tiba nyambung ke peduli? Karena kalau kita tidak peduli, kita tidak
mungkin menulis mengenai apapun (lah —). Yang pasti, menulis adalah
salah satu ekspresi kepedulian kita terhadap APAPUN, baik orang-orang
sekitar, sejarah, lingkungan, dan tentunya tugas sekolah. Hehe.
Sebetulnya kali ini saya bingung mau menulis apa. Padahal
minggu lalu saya sudah memikirkan beberapa topik, hanya saja rasanya
tidak pas kalau diposting sekarang. Hmm. Jadilah saya kebingungan
seperti sekarang ini.
Kemudian saya membuka-buka laptop saya, eh maksudnya
folder-folder di laptop saya (kok saya jadi membayangkan orang
buka-tutup laptop di CSA, kurang kerjaan —). Saya pun menemukan sebuah
file bernama ‘ini bisa menginspirasi lhoo’. Berhubung saya lupa file apa
itu, saya membukanya.
Waah! Ternyata file tersebut merupakan bahan biografi
Rahmah el-Yunusiyah! Bahan tugas sejarah ketika saya masih kelas X!
(ekspresi ini berlebihan btw)
Saya tertarik untuk membaca (dan mengingat) kembali, siapakah Rahmah el-Yunusiyah itu?
——————————————————————————
Rahmah el-Yunusiah (1318-1388/1900-1969) merupakan seorang
ulama perempuan yang berasal dari Sumatra Barat. Ia berperan besar
dalam pembaharuan pendidikan Islam dalam rangka meningkatkan posisi kaum
perempuan dengan cara membangun Diniyah School Putri. Orang Belanda,
Cora Vreede dan De Stuers, melihat ketokohan Rahmah dari dua sisi.
Pertama, seperti Ki Hajar Dewantoro, pendiri perguruan Taman Siswa,
Rahmah dilihat sebagai seorang tokoh yang tampil atas inisiatif pribadi,
bukan dari suatu organisasi tertentu. Kedua, ia ditempatkan sejajar
dengan tokoh pergerakan perempuan, Kartini dengan surat-suratnya, dan
Dewi Sartika dengan sekolahnya, yang berjuang memperbaiki posisi kaum
wanita melalui pendidikan.
Alasan mengapa kedua orang Belanda tersebut menempatkan
Rahmah pada posisi demikian yaitu dia telah berhasil merealisasikan
gagasannya tentang pendidikan Islam, sebagai basis pembentukan
masyarakat Muslim yang menghargai derajat kaum perempuan. Madrasah
Diniyah li al-Banat atau yang lebih dikenal dengan Diniyah School Putri
adalah buah terbesar karya Rahmah yang sangat terkenal di Nusantara
bahkan hingga Mancanegara sampai dengan saat ini. Sekolah ini didirikan
pada tanggal 1 November 1923, dengan siswa 71 orang yang terdiri dari
kaum ibu muda. Saat ini, gedung sekolah yang digunakan telah menjadi
perguruan besar yang dapat menampung 2000 siswa dan mahasiswa.
Rahmah telah mengabdikan hampir seluruh hidupnya, yaitu 46
tahun, untuk mengelola dan mengembangkan lembaga pendidikan. Ia telah
mendirikan lembaga untuk pendidikan Al-Qur’an, Menjesal School untuk
kaum ibu yang belum bisa baca-tulis, Freubel School (TK), Junior School
(Setingkat HIS), hingga Diniyah School Putri 7 tahun secara berjenjang
dari tingkat ibtidaiyah hingga tsanawiyah. Pada tahun 1937 didirikan
program Kulliyat al-Mu’allimat al-Islamiyah untuk mendidik calon guru
selama 3 tahun. Untuk perguruan tinggi dibangun Fakultas Tarbiyah dan
Dakwah(1967). Ia juga mendirikan sekolah tenun (1936).
———————————————————————————
Kira-kira inilah kutipan file yang saya buka tadi.
Akhirnya saya ingat mengapa saya memilih beliau untuk tugas tokoh
sejarah saya dulu.
Pendidikan. Agama. Perempuan.
Tiga kata yang menggambarkan betapa luar biasanya sosok Rahmah ini.
Yang disayangkan adalah saya terlanjur kedinginan di ruangan ini karena AC ruangan ini sudah berhembus sedemikian kencang.
HAAAAAAAA——
Mungkin lain waktu lagi saya bisa menjelaskan lebih bagaimana pandangan saya mengenai beliau ini.
Maaf atas ketidaktuntasan postingan.
Tolong, ACnya terlalu dingin -,- brrr
…
0 komentar