Pages

  • Home
  • About
tumblr linkedin

things.

    • Home
    • Gallery
    • About

    bismillaahirrahmaanirrahiim.



    Wa maa taufiiqi illa billah.

    Kebaikan itu datang hanya dari Allaah dan hanya atas izin-Nya. Apa yang baik menurut kita belum tentu baik bagi Allaah. Allaah Maha Mengetahui dan kita sama sekali tidak tahu apa-apa.
    Definisi baik dalam kehidupan ini bahkan seringkali berbeda-beda. Mungkin bisa sama setelah akhirnya sudut pandang kolektif yang memutuskan. Maka lahirlah tatakrama, budi pekerti, dan sejenisnya. Tidak selamanya baik itu relatif dan tidak selamanya seabstrak itu. Namun di sini yang digarisbawahi bukan ‘apakah ini baik dan itu buruk?’, tapi bagaimana diri ini memperjuangkan apa yang baginya baik dan tidak merasa benar sendiri.

    Hari ini mungkin ada banyak opini berseliweran, mana yang baik dan mana yang tidak menjadi amat membingungkan. Banyak yang (merasa) tahu kemudian berangkat memperjuangkan sesuatu. Banyak juga yang mengaku belum tahu namun berangkat juga memperjuangkan sesuatu. Berangkat dalam langkah jasadi, fikri, atau qalbi, bisa jadi ‘kan? Mendukung satu hal dan menolak hal lainnya. Jika dirasa memang itu benar, selamat berjuang. Disayangkan ketika orientasi saat melangkah tahu-tahu berbelok dan akhirnya dirasa tidak baik dari segi sudut pandang kolektif.

    Serang personal rasanya ngga banget. Menarik kesimpulan dari langkah yang dilakukan oknum juga rada gimana gitu. Kebenaran jadi korban, yang baik jadi blur, padahal mungkin banyak sekali orang berpikiran jernih dan berhati bersih yang sudah mengambil langkah tepat tapi akhirnya tersamarkan asap dari yang tetiba bakar-bakar di tengah jalan.

    Balik lagi ke kalimat awal, kebaikan itu datang hanya dari Allaah dan hanya atas izin-Nya. Garis bawahnya ada di ‘sudah sebanyak apa kita memohon ditunjuki kebenaran dan hal-hal baik sama Allaah’, jika memang sudah merasa memegang hal baik lantas sudah mengambil langkah baik apa untuk akhirnya ketika ditanya “Kamu udah ngapain di dunia?”, tidak perlu menggelepar kebingungan.

    Kebaikan itu datang dari Allaah, dengan atau tanpa langkah yang kita ambil. Berhubung kita yang butuh, mari andil dalam hal baik itu. Ingat dulu untuk minta petunjuk sama Allaah.




    Sepertinya  main hujat dan menjatuhkan harga diri sesama Muslim itu kayanya ngga baik, ya tidak? Mari beristighfar bersama. Ngga bagus juga keseringan menghina negeri sendiri apalagi sampai lupa doakan kedamaian untuknya.

    Wa maa taufiiqi illa billah.

    Continue Reading

    bismillaahirrahmaanirrahiim.



    Sore tadi di sudut pertigaan jalan. Ada salad @wegrow.life dan secangkir latte, ada juga americano sepertinya.

    Ungkapan hikmah adalah barang hilang milik orang beriman. Maka di manapun dia menemukannya, dia yang paling berhak atasnya.
    (HR. At Tirmidzi dan Ibn Majah dari Abu Hurairah, sanadnya dha’if, tapi para ‘ulama menyatakan makna lafazhnya shahih)

    Kroscek wajib. Literasi harus. Ingat juga untuk tidak luput mencari hikmah dan pembelajaran dari manapun itu. Dalam beberapa kasus, manusia kadang terlanjur ribet dengan ‘sumber’ ilmu dan lupa akan hikmah serta pembelajaran. Mari sinergikan. Keduanya harus seimbang agar kritis ini tidak timbul sebagai ego tak beralasan, melainkan sebagai curahan kebijaksanaan yang menyejukkan.

    “Jangan ambil dari sana, yang buat kafir”. Tolong tolong, kita muslim paling berhak atas hikmah. Perihal khawatir terwarnai, hmm di depan kita sebetulnya terpampang sedemikian banyak alat untuk membantu menyaring supaya apa yang masuk ke dalam tubuh adalah yang layak dan bernutrisi. Racun-racun biarkan tersangkut, nanti kalau bisa kita detoksifikasi dan berikan kepada sumber. Siapa tau semoga kedetoks?
    Mari kita perbanyak baca dan melingkar berfaedah, mempelajari supaya bisa gunakan saringan dengan baik.
    Supaya bisa tahu juga kalau zaman dahulu ada eranya dimana muslim ini membaca literatur non-Arab kemudian mensintesisnya menjadi suatu konsep yang menakjubkan dengan penambahan komponen, atau restrukturisasi resep dengan tuntunan Islam. Dinasti Abbasiyah?


    Hal di atas adalah pesan terutama untuk kita para pemimpi(n).
    Pemimpin ini 1/3 dari gagasan visi global Islam, alasan penciptaan manusia dan apa yang harus diperbuat. Manusia diutus untuk menjadi khalifah.
    Setiap kita adalah pemimpin. Dalam skala sosial, ada 4 peran yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin, disintesis dari Franklin Covey dan Ust. Elvandi:

    1. Strategic thinking
    Berpikir –menyusun strategi- dari tiga dimensi waktu yakni apa yang telah lalu, sekarang, dan masa depan. Mengambil intisari sejarah, mempelajari siasat (atau dengan kata lain, politik) (tidak bisa digeneralisasi ‘politik’ adalah sesuatu yang kotor ya), dan me’ramal’ akan kemana arah muara zaman ini. Semua dilakukan dengan harus berbasis riset dan didasari tujuan membangun peradaban.
    Berat banget wkwk maka dari itu mari bergerak bersama.
    2. Influencing
    3. Educating, semua adalah tentang pendidikan kalo kataku mah wkwk.
    4. Executing, eksekusi hasil pemikiran
    Nomor 2-4 ditugaskan untuk baca sendiri hehehe yasudah.

    Tugas pemimpin sebetulnya dua: tahu mau membawa kemana (thinking, dan ini 50%) dan bagaimana membawa ke sana (influencing, educating, executing silakan persenannya dibagi).
    Saat ini demikian banyaknya miskonsepsi dari konsep pemimpin, terbatas di manajerial dan jabatan. Padahal lebih jauh dari itu, harus memiliki visi ke arah peradaban. Dari sana, tentu sang pemimpin tidak akan punya waktu untuk berleha dan berpusing sendiri, karena nyatanya ada tim yang menanti dibawa ke sana. /tertampar hidayah/

    Apa sih peradaban? Suatu kelompok masyarakat punya tradisi ilmu tersendiri (bahasa anak SPI katanya) dalam mendefinisikan perabadan. Mari banyak membaca, mungkin nanti bisa ada tulisan khusus terkait ini.

    Mari mari mari.
    Mari saling seret, dorong, dan menodong dalam hal kebaikan.

    Allahulmusta’an.

    ---
    Cibiru. 23:49 03/05/2019
    dalam efek kopi sepertinya.


    ^
    Sebentuk notulensi dari sebuah bincang yang tentu banyak selaan selaan, tidak bisa selamanya menuntut kerunutan. Hidup aja dinamis.
    Atau statement di atas adalah sebuah pengakuan bahwa notulis ini masih perlu memperkaya bagaimana menulis dengan baik dan mengalir dari bahasan satu ke bahasan lainnya, yang sebelumnya dirasa tidak akan pernah terhubung.
     Wkwkwk yaaAllaah. Ini teh sebetulnya bilang aja aku udah lama ga nulis jadi kaku kieu heuheu.
    Tidak ada yang mustahil. Maka mari belajar bersama.

    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me

    Photo Profile
    fathya
    << biology-art >>

    bit.ly/shaffabutuhdiingatkan

    Read More

    Follow

    • G+
    • tumblr
    • facebook
    • twitter
    • pinterest
    • instagram

    Labels

    #olimpiadetaqwa abiotik alampikir bandung biotik Indonesia kawan keluarga lingkaran masyarakat pakulahan serpong subang tugas tki

    recent posts

    Blog Archive

    • Mei 2020 (1)
    • Oktober 2019 (2)
    • September 2019 (1)
    • Mei 2019 (2)
    • Maret 2019 (3)
    • Februari 2019 (1)
    • Januari 2019 (5)
    • Desember 2018 (1)
    • November 2018 (1)
    • Oktober 2018 (1)
    • September 2018 (2)
    • Agustus 2018 (2)
    • Juni 2018 (8)
    • Mei 2018 (7)
    • April 2018 (3)
    • Januari 2018 (9)
    • September 2017 (3)
    • Agustus 2017 (2)
    • Juni 2017 (1)
    • Februari 2017 (1)
    • April 2016 (3)
    • Maret 2016 (1)
    • November 2014 (2)
    • Oktober 2014 (7)
    • Juli 2014 (2)
    • Juni 2014 (2)

    Cari Blog Ini

    facebook Twitter instagram google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top