Pages

  • Home
  • About
tumblr linkedin

things.

    • Home
    • Gallery
    • About
    bismillaahirrahmaanirrahiim


    Inginkah kamu mendengar sebuah cerita? Mengulik masa lalu dan masa-masa kini, dimana aku yang berbicara. Adapun tentang yang lalu, kakek nenekku selalu mengulang cerita tentang cicit dari cicit cicicitnya cicit nenek moyang kami.

    Aku masih memiliki tanya yang sedari lahirku belum terjawab. Apakah tidak apa aku ada? Apakah adaku merupakan kesedihan bagimu? Padahal aku tak pernah bermaksud untuk melukai sesiapapun. Tidak bermaksud namun tetap dianggap begitu siapa yang tak terluka?

    Beberapa dari nenek moyangku diberikan rahmat dan limpahan karunia dari Allah Subhanahuwata'ala. Sedemikian iri aku hanya bisa mendengar ceritanya. Orang-orang selalu menjadikan kami peringatan, "Jangan dekat-dekat dia, panas!" atau "Eh, bahaya!". Aku tak apa. Jarak membuat aku dan orang-orang ada dalam kedamaian, kehangatan yang nyata.

    Bicara kembali mengenai iriku pada yang terdahulu, aku sungguh ingin merasa sejenak saja aku menjadi lain dari biasanya; dingin. Salah satu nenek moyangku diberi kesempatan itu. Lain hal, bersamaan dengan momen tersebut beliau menyelimuti Sang Kekasih Allah.
    Ibrahim. Siapa pula yang tak iri? Berbeda dari biasanya dan menjadi kunci keselamatan Bapak Para Nabi.
    Apakah iri yang begini boleh?

    Sedangkan ciptaan yang ini, kemarin diseret-seret ke dalam keributan. Kesal sekali rasanya, aku tidak punya kuasa untuk tidak melumat benda yang dikenakan padaku. Aku tidak bisa memilih. Kesal sekali rasanya, terutama jika akhirnya timbul keributan, perpecahan, HEI AKU MERASA DIKAMBINGHITAMKAN. Aku ciptaan-Nya, menghamba pada-Nya, jangan berpecah karena sungguh ada yang tertawa menonton perdebatan ituu. Ingin mengumpat, tapi rasanya tidak perlu jika memang tidak memperbaiki keadaan. Lagipula tak ada yang mendengarku.  Bukankah mestinya kita hanya lakukan apa yang Allah suka?

    Apakah tidak apa aku ada?
    Bukankah ciptaan-Nya memang 'kebiasaan' sulit bersyukur? Apakah dengan aku meragukan manfaat keberadaanku, aku menjadi ciptaan-Nya yang kufur nikmat? Na'udzubillah :(
    Apakah api bisa mengetik emoji? Wkwk. 

    Rabb Yang Jiwa Pengetik huruf ini ada di tangan-Nya, sungguh sebuah kehormatan bagi hamba menjadi prajurit-Mu. Menjadi suatu yang ditakuti namun dibutuhkan di saat yang sama. Wahai, siapa pula yang tak takut api neraka? Aku di sana, aku membakar dan melahap siapapun yang terjerumus. Kenyang? Tidak, mana mau diri ini melahap asam dan busuk dosa dunia. Namun Allah Maha Sayang, tentu membuatku bisa bertahan. Siapa juga yang tidak merasa terhormat diberi amanah besar dan mulia, menjadi peringatan bagi para manusia? Sia-sia bagi yang menyia-nyiakan posisi terhormat yang diberikan padanya saat ini. Mungkin nanti suatu ketika kita bisa bertemu?
    Na'udzubillah. Aku harap tidak.

    Namun kontemplasi panjang yang menemaniku selalu berhasil menentramkan, jika memang orientasi ini tak beralih dari-Nya. Aku bersyukur atas wujudku saat ini. Tetaplah menjaga jarak, biar aku yang matangkan makananmu, menerangi wajahmu, dan menyelimutimu dengan kehangatan yang cukup.

    Hadaanallah.



    #5
    Ini tulisan ditulis dengan dua tanggal yang berbeda. Beberapa paragraf ketika ribut-ribut terbakarnya panji, beberapa lainnya 11 Januari 2019. Paragrafnya juga mengalami reorder. Jadi kalo feelnya campuraduk, maklum saja yaa.
    Continue Reading

    Adalah sebuah kebutuhan. Ya?

    bismillaahirrahmaanirrahiim

    Adalah sebuah kebutuhan khusus bagi ciptaan Allah yang istimewa, pendekatan emosional dan dari hati ke hati. Tidak perlu mengelak, Sist. Sekaku-kakunya kita, se-ngga ciwi-nya kita, secara fitrahnya memang berbeda. Bagaimana mengelola diri antar sesama perempuan saja sudah beragam, apalagi dibandingkan dengan laki-laki.
    Sebetulnya tidak terlalu perlu sih, membandingkan keduanya. Tergantung tema penelitian dan objek pekerjaan hehe.

    2017, jaket FT UGM punya Ayu Rahmawati

    Tapi, girls talk adalah perlu. Ya?
    Katanya pendekatan ke perempuan akan lebih mengena kalau sudah saling atau bisa mengerti. Pokoknya kalau udah berhasil memahami doi, beuh kamu akan menjadi sosok yang dipercaya. Tidak bisa digeneralisasi sih, tapi kalau sekilas dipikir memang orang yang butuh perhatian kalau dapet apa yang dibutuhkan ya senang ya ‘kan. Kamunya siapa? Perempuan? Let’s talk more.

    Perlu.
    Sayangnya kadang terbenam dalam kesibukan nih, jadi suka ga(gal men-)sempat(-kan diri) say hi sama sesama girls. Kawan lama terutama, tau kabar pun tidak. Waktu ditanya sama kawan lama yang kuliah nun jauh di sana “Eh, gimana kabarnya ini? Kalian satu kota ‘kan?”, gelagapan. Malu. Terus nyengir hehe terus sudah topiknya sampai situ saja. Hem? Tidak ada rasa bersalah atau tidak tergerak mengontak saat itu juga karena khawatir sekian menit selanjutnya membuat lupa?

    Kenapa harus merasa bersalah?
    Kalau dia baik-baik saja, alhamdulillah. Kalau kurang baik? Kalau sebetulnya dia butuh tapi sungkan mengontak karena khawatir mengganggu? Alhamdulillah kalau masih ada di level bimbang. Kalau tidak baik-baik saja, gimana..
    Tidak pakai tanda tanya di kalimat barusan, karena sudah terlewati jadi ya gimana ya. Begitu sih kesan yang hendak ditampakkan hehe.

    Girls talk bisa jadi adalah penyelamat. Untuk kita-kita yang membutuhkan kawan bicara, didengar, diberi saran, disemangati, diingatkan. Bisa juga penyelamatmu jika ternyata aku sedang di ambang batas kebaikan, hendak jatuh, dan kamu sedang tak ada di sekitarku namun na’udzubillah ternyata ku terjatuh, kamu bisa jawab ketika ditanya oleh malaikat “Kenapa kawanmu jatuh?!”, “Wahai, aku sudah berusaha ingatkan dan tarik tangannya. Maafkan aku..” Allah lihat proses dan usaha. Eh tapi Allah juga lihat titik akhir. Semoga pada detik terakhir jatuhku, kamu masih berusaha raih tanganku. Dan semoga, kita tidak terjatuh ya. Tolong, genggamlah erat sedari sekarang,

    Perlu Girls talk.
    Kalau belum merasa begitu, hayu munculkan kebutuhan. Dengan siapa lagi harus berbicara? Kawan laki-laki? Aduh ada saatnya mencapai titik dimana interaksi yang terlalu intens teh kurang sehat euy. Tidak selalu kurang sehatnya dari dua sudut pandang dan tidak selalu terasa oleh keduanya, tapi setidaknya buat hati ini sih huhu rapuh. Atau mungkin yang sadar duluan malah orang lain, “Eh, kalian?” ‘kan tidak enak.

    Aku hilang dan kabur dari talk kita, Girls? Maafkan aku :(
    Sungguh kata-kata “aku” “kamu” maupun subjek tersembunyi dalam paragraf-paragraf atas adalah benar-benar ditujukan padaku. Ketika membaca ada tokoh yang disudutkan, percayalah itu adalah untukku. Tapi juga, yang membutuhkan kamu-kamu adalah aku juga. Jika aku terlalu larut dan hilang, tolong panggil saja (Yeu malah minta). Aku butuh dipanggil, ditanya. Aku butuh girls talk. Aku butuh diingatkan.

    Semoga jarak yang sempat ada selama ini tidak merutuki kehangatan girls talk yang akan kita bangun kembali ya. Eh, pokonya jangan dingin dan sungkan kaku, ya!
    Semangat kita, Girls. Ini adalah proyek dunia akhirat.


    Januari 2017. gambar diattach karena lama tak jumpa. doa teruntai untuk astonah di seluruh penjuru.



    #4. 
    Sebetulnya boys talk itu perlu apa tidak? Saya tidak tahu hehe.


    Continue Reading
    bismillahirrahmanirrahim

    captured pada masanya, sebelum ramai oleh hasil menjarah pamerannya ovin.
    bingung di postingan ini mau simpen gambar apa hehe

    Ini cerita mengenai takdir, qada dan qadar ya?
    Masing-masing kita pasti minimal melakukan sebuah pertimbangan  minimal sesaat sebelum melakukan sesuatu. Sebagian orang memang terbiasa menata hidup, detik demi detiknya direncanakan detail dan komitmen untuk mewujudkannya. Sebagian lainnya yang mengakui menganut improvisasi tanpa batas pun memiliki fase mengeluarkan sebuah keputusan.

    Masing-masing kita memiliki fase atau periodisasi ujian, sadar atau tidak. Di balik setiap perencanaan yang dibuat, ada perencanaan lebih besar dan sempurna, telah tertulis dan hanya Rabb semesta alam yang mengetahui. Hubungannya dengan ujian?

    Bagaimana jika poin-poin rencana yang kita goreskan di atas kertas kemudian terpaksa harus disilang. Bagaimana jika goresan ceklis hanya tiba di list milik kawan seperjuanganmu saja, padahal sebelumnya semua itu dirumuskan bersama. Bagaimana jika sedetik yang lalu baru saja list komitmen dirampungkan, sedetik kemudian tiba panggilan yang membuat list tersebut tidak dapat terlaksana.
    Bagaimana jika bagaimana jika di atas adalah sebuah bahan kontemplasi dan bisa jadi menjadi alat ukur kadar keikhlasan. Semua telah ditulis oleh Yang Maha Sutradara, dan itu pasti yang terbaik. Tentu perlu diingat bahwa kita semua memiliki pilihan jalan, menjadi ujian juga apakah berada di jalan yang Allah ridhoi masuk ke dalam arah hidup yang kita kehendaki.
    Menuju arah yang baik, dengan jalan yang baik, mantep tuh. Niat baik jika jalan tempuhnya belum baik, bagaimana ya?
    Eh kok ke sini.

    Maka sesering mungkin akhirnya ada kebutuhan menengok list komitmen dan agenda yang telah berusaha disusun. Menelusuri apakah jalan yang saya telusuri selama ini sudah baik, dan terarah-- pada-Nya?
    Apakah ketika kotak-kotak ini bukan saya ceklis namun saya silang, respon saya baik? Kecewa atas diri sendiri, menyalahkan orang lain, atau "Santai deng, besok aja" dan ga berasa apa-apa?
    Apakah ga berasa apa-apa itu baik?
    Wkwk soalnya ya gitu sering :( Dan seringnya, silang-silang muncul karena menunda hue.

    Trending awal tahun biasanya adalah resolusinya. Kalau begitu, berarti awal tahun saya banyak banget wkwk. Nice, jika emang tumbuh resolusi baru karena resolusi sebelumnya sudah terceklis. Kalau karena kertasnya ilang terus lupa kemarin nulis apa terus jadi bikin lagi ajadeh, ya gimana ya.

    Menulis resolusi adalah sebentuk wujud niat awal menuju arah yang lebih baik, dan evaluasi diri. Setiap waktu bisa jadi waktu yang baik untuk menulis resolusi dan evaluasi, berkontemplasi, refleksi.

    Semoga kita banyak punya waktu itu ya.
    Biar ga kalah sama dua yang di pundak, rajin banget nulis evaluasi diri kita dan kita ngapain. Biar kita ada pembelaan, "YaaAllah hamba ini sudah berusaha menghakimi diri sendiri dan meninggalkan apa-apa yang mestinya tidak dilalui. Hamba ini sudah berusaha memaknai porsi dan kesempatan usaha untuk menentukan ujung perjalanan dunia ini."




    Ini sepertinya #3.
    Continue Reading
    bismillaahirrahmaanirrahiim. 


    Cerah sekali siang ini, Kawan. Atau terik panas membakar? Bergantung pada bagaimana kamu hendak menarik arti ketika ditanya bagaimana mikroklimat kali ini.  Tanpa mendongak pun kamu bisa melihat sang lazuardi sedang menyantap permen kapas.

    Eh, serius. Awan-awan putih itu seperti ditelan, setidaknya kelihatan di lampu merah ketiga.  Suhu di sekitar kami sedang panas, mungkin banyak yang mengeluh karena dirinya jadi berpeluh. Tapi barusan ada yang nyeletuk, kalau panas jadi makin banyak air yang menguap, terus jadi permen kapas rasa original. Lama-lama, kalau kebanyakan kapasnya dia jadi kelabu. Rasa oreo?
    Masih penasaran kenapa awan yang kebanyakan air jadinya abu-abu.
    Barangkali kita mengeluh di satu saat, tapi di sesaat setelahnya alhamdulillah bunyinya allahumma shayyiban naafi'an.

    Sebetulnya Bandung saat ini sedang membingungkan kami warga Cibiru. Ketika berdiam di bawah bayang, rasa-rasanya ingin deh menelusup lagi ke balik selimut. Tiris. Tapi ketika bermotor ke jalan raya, panasnyaa alhamdulillah. Lagi, angin saat ini sedang banyak menyampaikan curhat, sepertinya perasaannya sedang berkecamuk. Mungkin gereget, melihat saya di sini banyak maunya, pengen mencapai ini itu, tapi diem-diem aja.

    Rasanya langit dan uap-uap air saja selalu sibuk, memikirkan baiknya manusia di bawah ini diapain. Kalau dikasih gerimis, dikasih deras, dikasi badai, gimana syukurnya gimana refleksinya gimana munajatnya. Ngaruhkah? Mestinya iya karena apa-apa di sekitar kita Allah kirim sebagai peringatan dan pengingat.
    Cuma kadang kurang peka kitanya, ngeluh mulu, alhamdulillah 'alaa kulli haal jadi ngga berlaku.

    Kalau kitanya bandel-bandel aja, langit dan uap-uap air itu was-was ngga ya? Allah 'kan mau kita makin ingat. Apakah langit dan uap-uap air itu pernah merasa gagal?
    Tapi kayanya ngga masalah sih, karena hasil tetap gimana Allah. Langit dan hujan telah dan akan selalu melaksanakan tugasnya dengan baik.

    Tinggal kitanya?
    Apakah tulisan saya aneh?



    Sepertinya ini #2. Sudah lama ditulis, postingnya tertunda terus.
    Continue Reading

    bismillaahirrahmaanirrahiim. 

    Iya menulis judulnya, dan bukan mengetik. Sengaja, supaya cakupannya lebih luas dan berlaku umum untuk hal-hal yang saya lakukan.

    Peringatan. Ini tulisan random abis. Sengaja dibuat ngga sistematis apalagi diniatkan untuk indah dibaca. Selepas ini saya ngetik. Tidak perlu lanjut dibaca kalau ngga mau menemukan ketidakjelasan dalam sekian menit ke depan hehe. Awalnya rada ragu, tapi biarin we lah yang ada aja terbitkan. Langkah kecil, daripada tidak jadi-jadi.

    Bagaimana saya menulis?
    Kata guru MI saya, cara saya pegang pulpen salah tapi gatau gimana kebiasaannya emang gitu hehe yang penting kebaca.
    Ini yang sedang saya tanyakan pada diri. Bagaimana bisa tulisan muncul di blog ini secara random, di sticky notes sepotong-potong, di draf blogger, di words, di buku yang udah rada jarang soalnya takut kebaca orang wkwk, di grup line dan wa dengan anggota saya sendiri saja, dan tempat-tempat lain. Bagaimana?

    Ini adalah tulisan yang ujungnya kemana saya belum tau. Tulisan yang menuliskan apa yang terbersit di pikiran dalam saat ini banget. Soalnya saya juga penasaran, alur saya mikir kalo mau nulis tuh gimana ya. Jadi, saat ini saya sedang mengingat-ingat darimana asal tulisan-tulisan yang muncul.

    1. Dorongan dari apa yang saya rasakan. Pengolahan dari apa yang saya rasakan ini biasanya menghasilkan rangkaian kata yang penuh kiasan karena kalau tentang hal ini saya amat memilih diksi. Tudepoin dengan kata-kata langsung rasanya terlalu gimana gitu.
    2. Lanjutan draf atau potongan sebelumnya. Ada kebiasaan ngga beresin tulisan saat itu juga heuheu.
    3. Menyesuaikan gambar yang ada, jadi ya bercerita dari gambar atau mungkin bikin caption. Nyari hikmah dari gambar. Sebetulnya intinya biar nyambung aja gitu sih, di blog atau ig. Gaasik kalo ga pake gambar.
    4. Ingin menyampaikan sesuatu ke orang lain tapi enggan kalau dia langsung tau. Dramatik gitu kalau dia nemunya ga sengaja wkwk.
    5. Sesuai rubrik. Kaya misal waktu itu sempet ada rubrik Ayat Favoritmu. Tapi ga tahan lama, yah emang lupa sih hehe.
    6. Perluasan dari kejadian kecil. Ini hiperbolis, membesar-besarkan satu kalimat jadi sekian paragraf yang intinyaa sama.
    7. Menebak apa yang dirasakan oleh benda hidup atau mati yang tidak bisa bicaraa.
    8. Jawaban dari pertanyaan yang terbersit.
    9. Merespon tulisan lain?
    10. Pengen aja gitu cerita.

    Sepertinya segitu. Entah ada yang keskip atau ngga. Gajelas banget ya? Menyesuaikan pelaku dan bisa lah keliatan dari gaya nulisnya. Random he.

    Yak di Januari ini, manteman saya pada ikut #30hbc @30haribercerita di ig. Saya belum pernah ikut sih. Terus kalo itu dikasih tema harian. Katanya, kalau mau berusaha istiqomah jangan sendiri.. mungkin kalau saya mencoba merutinkan nulisnya bersamaan dengan mereka bisa meringankan kali ya?

    Saya bukan ikutan #30hbc, tapi saya mau menata bagaimana saya menulis. Semoga bisa lebih bermanfaat dan produktif. Barangkali ulas buku yang lebih umum? Cerita yang terinspirasi dari shahabiyah? Bahas kemuslimahan berhubung banyak hal terjadi setahun ke belakang? Mimpi dan gagasan untuk masa mendatang? Tanggap isu?
    Inginnya banyak sekali. Tapi mulai dari ini sih, nulis dulu setiap hari. 21 hari?

    Bismillah dulu. YaaAllah hamba-Mu ini ingin jadi sebaik-baik hamba dan memohon ridho untuk menulis lebih banyak, menebar manfaat, dan semoga bernilai akhirat.
    Tagih aja kalau ngga rilis-rilis. Seperti biasa, saya butuh diingatkan. Haturnuhuun.



    Maka ini adalah #1.

    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me

    Photo Profile
    fathya
    << biology-art >>

    bit.ly/shaffabutuhdiingatkan

    Read More

    Follow

    • G+
    • tumblr
    • facebook
    • twitter
    • pinterest
    • instagram

    Labels

    #olimpiadetaqwa abiotik alampikir bandung biotik Indonesia kawan keluarga lingkaran masyarakat pakulahan serpong subang tugas tki

    recent posts

    Blog Archive

    • Mei 2020 (1)
    • Oktober 2019 (2)
    • September 2019 (1)
    • Mei 2019 (2)
    • Maret 2019 (3)
    • Februari 2019 (1)
    • Januari 2019 (5)
    • Desember 2018 (1)
    • November 2018 (1)
    • Oktober 2018 (1)
    • September 2018 (2)
    • Agustus 2018 (2)
    • Juni 2018 (8)
    • Mei 2018 (7)
    • April 2018 (3)
    • Januari 2018 (9)
    • September 2017 (3)
    • Agustus 2017 (2)
    • Juni 2017 (1)
    • Februari 2017 (1)
    • April 2016 (3)
    • Maret 2016 (1)
    • November 2014 (2)
    • Oktober 2014 (7)
    • Juli 2014 (2)
    • Juni 2014 (2)

    Cari Blog Ini

    facebook Twitter instagram google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top