Pages

  • Home
  • About
tumblr linkedin

things.

    • Home
    • Gallery
    • About


    ismillaahirrahmaanirrahiim

    Semakin tinggi 'tingkatan' seseorang, maka ujian yang diberikan pun akan meningkat.

    Hal ini nyata adanya, itulah mengapa kita tidak disarankan untuk membandingkan diri kita dengan yang lain kecuali pada akhirnya memberi energi untuk menguatkan diri, semacam motivasi. Allah memberi ujian berdasarkan kesanggupan hamba-Nya. Hal ini hendaknya menjadi motivasi bahwa sebenarnya diri ini mampu.

    Untukmu para pemimpin. Tentu apa yang dipangku saat ini berbeda dengan milik rekan-rekan yang lain. Ada kalanya (atau bahkan lebih sering) terasa begitu berat.

    "Pada hilang.." "Sedang pada sibuk" "Ada agenda akademik full" "Aku harus apa, Shaf?"
    “Kamu harus apa? Kita harus apa?”

    ---

    Ketika rekan-rekan kerja keluargamu rasanya sulit meng-ada-kan diri di tengah hiruk pikuk agenda di luar organisasi ini, mungkin padamu terkadang ada kesedihan, ada kegelisahan, atau mungkin ada ketidakmampuan. Keberadaan hal-hal barusan hendaknya tidak dipelihara dalam waktu lama, dan dirimu hendaknya segera beranjak. Berwudhu. Tilawah dan doakan. Qiyamullail dan doakan.

    “Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang mendoakan saudaranya ini akan ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala ia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Aaamiin. Engkau akan mendapatkan semisla dengan saudaramu tadi.”
    - Ash-Shohihah (1399): Muslim: 48-Kitab Adz-Dzikr wad Du’aa halaman 88

    Kak Reka Ardi Prayoga hari itu menyampaikan komponen penting dalam membentuk alur ‘kerja’ yang kondusif: ruhiyah, ukhuwah, dan dakwah. Yak ceritanya ini notulensi kumpul kemarin. Jariyah ketika dibagikan aaamiin ya.

    Ruhiyah ini akan penting dalam penjagaan diri dan saudara-saudaramu. Teruntuk seorang pemimpin, ada targetan lebih tinggi yang mesti dimiliki. Minimal, qiyamullail dan tilawah adalah yang kau arahkan menjadi pegangan saudara-saudara yang lain. Dr. Najih Ibrahim dalam Kepada Aktivis Muslim menekankan bahwa amal yang amat baik untuk mencetak kader adalah qiyamullail, amal yang amat berat namun hasilnya amat dekat.

    Ukhuwah ini akan penting dalam menguntai kekeluargaan satu sama lain. Sering-seringlah berjumpa maka kalian akan terbiasa dan dari sana akan tumbuh cinta. Selalu berprasangka baik sehingga dalam kondisi sulit pun akan selalu ada kesempatan untuk saudara-saudaramu kembali masuk. Selalu menyelipkan namanya satu persatu dalam doa. Pengurus harianmu ada puluhan? Sebutkan semua. Ratusan? Wah mantap sih wkwk.

    Dakwah ini akan penting untuk mengingat apa tujuan bergerak dalam sebuah organisasi, instansi, komunitas, dan sejenisnya. Celah perbedaan yang dibesar-besarkan seringkali memunculkan keretakan yang tentu tidak sehat untuk bangunan. Ada yang peru disepakati bersama, ada keragaman yang indah dalam kolaborasi warna kebaikan (branding wkw). Pasti ada kesamaan tujuan dalam perbedaan tadi. Islam adalah rahmat seluruh alam, ‘kan?

    Dalam ketidakjelasan pemetaan organisasi-keluarga, hal pertama yang perlu diselidiki adalah amalanmu, ya, amalan pemimpinnya. Untukmu, berhati-hatilah karena semua yang kamu bawa berdampak pada apa yang kamu pimpin. Entah amal, sikap, lainnya. Sugesti diri: kenaikan amalmu, kenaikan kinerja keluargamu.

    Gitu, Shaf.

    ---

    “Terimakasiih. Jadi gitu, teman-teman,” Aku di sini perantara saja hehe.
    “Kamu udah berhasil implementasiin, Shaf?”
    “Hmm bismillah aja dulu we ya,” Siapapun tau aku sedang terketuk, atau tertusuk malah -_-

    ---

    Semakin tinggi 'tingkatan' seseorang, maka ujian yang diberikan pun akan meningkat.
    Hal ini nyata adanya, itulah mengapa aku tidak (sanggup) membandingkan diri kita dengan yang lain kecuali pada akhirnya memberi energi untuk menguatkan diri, semacam motivasi. Allah memberi ujian berdasarkan kesanggupanku. Hal ini kuulang-ulang, menjadi motivasi bahwa sebenarnya diri ini mampu.

    Kepada diriku dan untukmu para pemimpin, semoga dikuatkan! Sejatinya kita semua pemimpin setidaknya untuk diri kita. Ya?



    Random ga sih ini apakah teks ini dimengerti saya juga kurang tau. Semoga bermanfaat.



    #olimpiadetaqwa
    #30harikenaiqob
    #karenakitakeluarga

    Continue Reading
    bismillaahirrahmaanirrahiim.





    Nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan?

    Berkah silaturahim, itu asas teman-teman eksternal yang ditanamkan ke pengurus lainnyaa. Ini day 3 saya bersama mereka wkwk. Bosen ngga bosen. Tapi hikmah yang bisa dipetik selalu ada.
    Cibiru-Cimahi ternyata jauh saudara-saudara. Sesampainya di sana baru ada Fawwaz dan Bill Kaka Korlap. Adik-adiknya sudah banyaak, agak ingat sama adik-adik di Rumah Singgah Insan Rabbani. Nanti mungkin ada kisahnya sendiri. Berhubung yang lain terutama Apip Kaka MC belum datang, kepikiran buat ngisi pake games, tapi kemudian kami agak lama di membahas ternyata ice breaking, games, dan energizer itu berbeda heheu. Alhamdulillah setelah menyapa adik-adik singkat, rombongan datang.

    Seharian itu luar biasa, mendengar cerita wakwawnya Zhafirah yang amat banyak genrenya (soon to be published, Zhaf?), menyaksikan adik-adikkuu takbir setiap mendapat keberhasilan kecil dalam game-nya, kreativitas tanpa batas adik-adik, heup a heup heup a heup a (terbaik Zhaf!), para BSG MSG USG ASG ISG dst., juga melihat realita.

    Karena nyatanya bangsa yang sedang dalam penantian ini tidak sedang menanti yang tak pasti. Karena calon-calon pemimpin ummat itu nyata adanya. Karena yang menaruh kegelisahan diri tidak hanya kamu, kamu saja namun mereka pula.

    “Kakak kok tau banyak ustadz sih, Kak. Aku malah dikit-dikit liatnya cewek. Astaghfirullah :(“ Zaky kepada Fawwaz.
    “Kak kak, lihat Qur’anku ngga? Habis ngga ketemu-ketemu. YaaAllah, apa aku diadzab ya kak karena zina..” Zaky kepada kami.

    Pengen nangis wkwk :(

    Ada sebuah teguran (keras) dari celetukan adik-adik di sini. Atau mungkin bukan celetukan? Teguran lebih (keras lagi) jika memang disadari dari dalam hati. Hue.

    Sudah sesering apa melakukan sebuah introspeksi diri, sudah sesering apa menilik pesan Allah dari musibah kecil yang dialami, sudah sedalam apa mengenal kalamullah, sudah sejauh apa mengenal kisah para nabi, sudah serutin apa muraja’ah, sudah sesemangat apa untuk menggarap sebuah kerja tim, sudah sekreatif apa menguntai kata, kapan terakhir kali begitu semangat untuk belajar mendalami agama rahmat untuk seluruh alam ini?

    Salut sama Rifky Maulana dan tim, runtutan agenda yang disusun luar biasa berbobot huhu saya terharu loh.


    Ada banyak semangat di sini. Ada banyak mimpi. Ada optimis bahwa sebenarnya carut marut negeri ini tengah menuju akhir waktunya. Jika kita temukan adik-adik saat ini banyak memelihara kata-kata yang kurang pantas, kerjanya main game dan gawai saja, lagu yang disenandungkan bukan umurnya, dan seterusnya, bersamaan dengan itu (percayalah dan yakinilah) ada adik-adik yang tamat shirah nabi-nabinya, hafalannya jelang halaman 604 Qur’an saya, dibacakan ayat terbayang kisah di baliknya, senandungnya bukan lagu namun shalawat. Perlu diingat, ketika kita temukan adik-adik kategori awal tadi maka sempatkan sampaikan mana yang lebih baik dari itu; ada kebaikan lebih ketika menjaga lisan, ada kebaikan lebih ketika hormat pada orang yang lebih tua, ada pahala berlimpah untuk anak yang mengenal Rasulnya dan berbakti pada orangtua. Jika ada kesempatan sampaikan, jika ada mau sempatkan.

    Berkah silaturahim itu ada. Menjadi sosok yang dirindu oleh sosok yang dirindu negeri tentulah amat berarti. Semoga ini langkah kecil yang membawa rahmat. Semoga kita kembali dibersamakan lain waktu!

    Barakallahufiikum :)



    #olimpiadetaqwa
    #30harikenaiqob
    #karenakitakeluarga

    Continue Reading
    bismillaahirrahmaanirrahim 

    Terimakasih!

    Dua hari yang luar biasa. Jakarta-Bandung punya cerita. Alhamdulillah kemarin-kemarin berkesempatan untuk menghadiri sebuah event silaturahmi, buka bersama Ikatan Alumni Gamais ITB. Saya masuk ke dalam list partisipan hanya dengan berkata “wah” di grup. Aneh ya tapi menarik. Pasca tercatatnya nama saya, saya masuk ke dalam sebuah multichat berisi enam orang.

    09:29 AM. Incoming freecall from Zhafirah Ajrina.
    09.53 AM.  “ini ku ke sana” dengan melangkah dari parkiran sipil menuju Banyu Leisure Park. Sampai ke pertigaan Ganyang, ada yang manggil dari atas Gojek. Kemudian kami berjalan balik arah ke Salman lagi kemudian ke Banyu lagi. Kenapa begini? Tanya coba sama Zhafirah. Alhamdulillah langkah kami jadi lebih banyak dari semestinya. 

    Saya dan Zhafirah berangkat bersama Teh Uci, Uni Sinta, Pak Dwi, dan Pak Sukris. Kapan lagi ya yang jadi supirnya ketua IAG-ITBnya heheh. Jam 10 lebih sedikit kami berangkat. 


    Sepanjang jalan kenangan, kami banyak mengobrol mulai dari kisah sektoral sampe obrol mengenal lebih dalam, terutama sama Teh Uci dan Uni Sinta sih. Rasanya kami tidur sedikit sekali. Dan sebelum ke lokasi, kami lewat dulu ke Depok, mengantar Pak Dwi ke kediaman, mengantar Pak Sukris bertemu orang dan kami menanti bari jeung panas di sana teh, melewati UI, melewati kemacetan yang membuat agenda bukber IAG ini berlangsung di jalan heuheu. Alhamdulillah ‘alaa kulli haal, apalagi bisa nyoba teh beras punya Pak Sukris hehe.

    Ternyata kami sampai bersamaan dengan rombongan 2 Bandung yang berangkat ba’da jumatan. Saya, Zhaf, Teh Uci, dan Uni Sinta jalan kaki dari masjid ke rumah yang dimaksud dengan jalan memutar. Apakah kami nyasar? Hmm bisa jadi. Tapi Allah menghendaki jalan dimana kami bisa bersilaturahim salam sapa dengan para bapak satpam. MaasyaAllah ya.

    Di sana dapet apa?
    Ada banyak orang hebat di sana. Obrolan mengenai kemaslahatan ummat, visi besar Islam, dan obrolan-obrolan ringan tentang apa yang baiknya diturunkan pada adek-adek yang masih pengurus ini. Menarik, karena yang disampaikan alumni generasi 80an, 90an, 2000an itu masing-masing beda coraknya. Poin besarnya adalah program IAG, proyek bersama, kerjasama pengurus-alumni, petuah untuk pengurus, termasuk nasihat untuk para muslimah di kampus. Alhamdulillaah kami dipertemukan dengan Bu Iin, IAGITB TK’88 sebegai narasumber. Bahasannya strategis dan bekal hidup pisan wkwk. 

    Berhubung sudah terlalu malam, obrolan dengan bu Iin dicut. Kami segera pamit dengan membungkus makanan catering terlebih dahulu hehe. Kata Teh Uci, untuk menyenangkan tuan rumah ya nurut. Jadi kalau disuruh bungkus ya bungkus. 

    Perjalanan dilanjut ke rumah brader Vieri Muhammad dengan personil mobil yang dirombak. Kenapa bisa ke sini? Sebetulnya ini ketidaksengajaan yang nyata dan kekhilafan yang nyata tapi ya alhamdulillah aja berkahnya insyaaAllah dapet. Jam 6 pagi, kami lanjut perjalanan ke Bandung. Obrolan ya jelas random tapi serius ini ilmu banget berhubung kami semua berasal dari prodi yang berbeda. Sampai ke Bandung, alih-alih turun dari flyover ke arah Tamansari eh mobilnya lurus menujuu.. Cibiru wkwk. Antiwacana memang. Kami sempat singgah dulu di Mufti tapi berujung hanya melihat katalog 3D -> nonton judul-judul buku dari layar kaca. Kalo ga salah belnya dipencet lebih dari 3x huhu maaf :(

    Kemudian berlanjut ke rumah saya. Ngapain? Murni silaturahmi. Berhubung mau makan-makan ga bisa masak-masak pun nanaonan. Jadi ya gitu itungannya rehat aja wkwk.


    Sebetulnya goal utamanya memastikan sesuatu yang sudah jelas saya jelaskan keadaannya. Tapi tidak dibahas di sini lah ya. Setelahnya, saya ikutan lagi naik mobil karena disuruh Abah ambil aja motornya di kampus. Perjalanan berakhir dengan saya motoran ke rumah dengan kondisi allahuakbar ngantuk pisan.

    Eh ngga deng. Perjalanan masih akan berlanjut seiring proyek IAG-ITB berlangsung, juga ada amanah dari Pak Budi Youyastri yang disampaikan lewat Vieri.

    ---

    Jadi, di sana dapet apa?
    Dapet tofu, udang goreng asem manis, daging kayak steak gitu pake saos jamur, ayam bumbu kuning gitu, mie, kelapa muda, buah, kue2, soto bandung, kripik pisang pak kholil, masakan padang dari masjid, kurma, foto kucel (aslinya ini foto menyedihkan wkwk jadi saya tidak akan lampirkan di sini sebelse ada orang yang jago ngedit), orang utan, kakatua gigi 2 (...), ayam kfc, sop ibunya vieri, le minerale, teh manis anget, kipas dan brosur - - - - - gak jadi di bawa tapi, di rumah saya juga banyak sih hehe.
    Dikutip dari multichat sesi review perjalanan ajaib ini. 

    Tidak lupa cerocosan Dimas Ghiffari yang nonstop, pembullian terhadap Vieri oleh Zhafirah (dan saya?), menyimak muraja’ah bersama, bahasan serba random dan celetukan yang garing, dan ilmu menjaga kalamullah dari Iqbal Fawwaz yang sudah saya wanti-wanti sejak awal akan saya interview abis-abisan.

    Begitulah rangkuman perjalanan kami! Ada banyak sekali hikmah dan ilmu yang dibagi dan didapatkaan. Baarakallah IAG-ITB, baarakallah keluargaku sekalian.

    Zhafirah Dimas Fawwaz, kita masih punya urusan dengan Vieri ya. 


    #olimpiadetaqwa
    #30harikenaiqob
    #karenakitakeluarga
    Continue Reading



    Review kisah kala itu, Juni 2017. Kuliah bersama Abah di gelincir malam.

    Cerita di ba’da sholat isya kami. Dua bungsu dibiarkan keluar setelah Abah berujar, “Teteh sama Aa di sini dulu. Abah mau bercerita.”

    ---

    bismillaahirrahmaanirrahiim

    إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ﴿٣٤﴾
    Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

    Tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok dan di bumi mana ia akan mati.

    Bahwa hidup adalah misteri. Bahwa detik setelah ini adalah masa depan. Dan tidak ada yang tau bagaimana detik-detik selanjutnya akan berjalan seperti apa. Dan kemungkinannya bercabang dua: hidup atau kematian.

    Perbandingan keduanya 50:50 dan tidak mungkin meleset jika memang Allah sudah menetapkannya. Ketentuan inilah hasil singkapan misteri yang menyelimuti detik yang akan datang. Dengan segala ketidaktauan kita sebagai manusia mestilah tergerak untuk mempersiapkan yang-pasti-datang.
    Ketika berbicara mengenai ‘jika kita masih hidup’ maka percabangan: terus hidup atau kematian tersebut kembali muncul. Dan “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” membuat kita memiliki tanggungan untuk memenuhi sesuatu di balik dua kemungkinan yang hinggap.


    الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
    “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,”

    Ahsanu 'amala. Sungguh siapapun yang semakin sadar, akan merasa beban ini kian berat, kawan.
    Amal berkualitas merupakan hal yang mesti mengiringi hingga nafas terakhir terhembus kemudian maupun detak jantung yang masih terus berlanjut. Bekal pulang, bekal hidup.

    Bicara pulang berarti bicara kembali, bicara alam selanjutnya yang akan dilalui, bicara hisab, bicara ketidakmampuan jasad untuk bergerak lagi di bumi Allah bersama ruh untuk menabung menyelamatkan diri. Namun jikalau seseorang telah memiliki bekal selama hidupnya, mungkin sang ruh hanya tinggal menanti sembari tersenyum. Menyaksikan amal yang terus mengalir. Inilah barakah. Yang tumbuh, berkembang, dan berkembang terus hingga buahnya akan tampak pada langkah selanjutnya yaitu akhirat, atau jika hendak diperjelas: jannah-Nya ataukah api neraka.
    Mari menelusuri asal mula buah manis yang semoga kita akan memetiknya kelak.

    Bicara hidup. Bicara masa depan. Bicara peran Teteh sebagai anak perempuan, kakak perempuan, calon istri, calon ibu katanya. Bicara peran Aa sebagai anak laki-laki, kakak laki-laki, adik laki-laki, calon suami, calon ayah katanya.

    Kelanjutannya.. akan panjang. Maka, kepadamu, mari menelusuri asal mula buah manis yang semoga kita akan memetiknya kelak dengan cara masing-masing.

    ---

    http://id.noblequran.org/quran/surah-luqman/ayat-34/
    http://id.noblequran.org/quran/surah-al-mulk/ayat-2/



    #olimpiadetaqwa
    #karenakitakeluarga
    #30harikenaiqob
    Continue Reading


    bismillaahirrahmaanirrahiim

    Entah mengapa hari ini aku berulang kali mengatakan kalimat yang serupa: “Kamu strong!” “Kamu terstrong...” “Beliau strong pisan” “Kamu strong, jadi kamu kuat (?)”.
    Yang terakhir agak diabaikan gapapa banget karena itu tipikal receh masa kini. Tapi nyata saya ucapkan pada seseorang.

    Kamu tau, aku senang dipertemukan denganmu sedemikian rupa. Allah memang Mahabaik telah menyusunkan skenario sehingga bisa dipertemukan denganmu di jalan juang ini. Mungkin tidak semua dari kita menganggap ini adalah jalan juang, bisa saja sambilan, beban (huhu), pelepas penat (aaamiin), numpang lewat saja, atau mungkin tempat pulang (sungguh ini tentu jadi harapan besar berhubung judulnya saja Keluarga). Namun keragaman sudut pandang ini kemudian menjadi warna-warni kita.

    Namun siapapun pemilik sudut pandang itu, harapanku tentu akhirnya kita memang menuju satu tujuan. Hidup ini adalah untuk ridho-Nya ‘kan?
    Jika belum iya, tak apa.

    Mari kita kembali berkenalan. Namaku Shaffa, atau kalau mau panggil Fathya juga boleh. Dua nama itu dimiliki satu orang yang sama. Kenapanya mungkin dijelaskan di sini. Perkenalan pertama kita mungkin di al-Imtiyaaz, lebih dalam lagi dalam sebuah forum Deep Introduction selepas isya’. Selengkapnya ada di dalam slide walaupun isinya memang tidak lengkap. Yang kuingat, ada satu hal yang lupa kucantumkan dalam tabel SWOT: Aku tidak bisa sendiri.

    Maksudnya? Jika dihubungkan unsur ‘pekerjaan’, maka bunyinya adalah “Kalau ngga ada kalian, aku ngga bisa. Kalau kalian pergi, aku ngga bisa ngapa-ngapain”. Padahal terkadang dari frasa ‘belajar bareng temen’ pun yang terjadi adalah aku belajar DAN dia belajar, bukan aku DAN dia belajar. Tapi somehow ini memberi kekuatan lebih. Mengetahui bahwa aku tidak sendiri melakukannya dapat menggerakkanku sedemikian rupa.

    Teruntuk dirimu, yang sedang bersusah keluar dari zona kritisnya. Teruntuk dirimu, yang berlibur jauh di sana. Teruntuk dirimu, yang hari ini ngumpulin tugas. Teruntuk dirimu, yang selalu ada buat Srikandi huhuhu.

    Ada masa dimana kamu hampir saja kehilangan kepentingan untuk menuliskan kata ‘semangat’ dalam kamus hidup. Ada masa dimana kamu bersusah payah mengejar ketertinggalan. Ada masa dimana kamu mengaku mengalami demotivasi dan butuh kumpul. Ada masa dimana kamu sedang riweuh dan aku tetap mengusik.
    Hehe.

    Terimakasih untuk semangatnya satu semester kemarin. Terimakasih untuk respon dari chatkuu yang bertubi-tubi. Terimakasih telah berusaha menjaga keutuhan harapan untuk ummat, setidaknya dalam lingkup kampus. Walaupun mungkin yang dirasa tidak sesuara dengan apa yang aku suarakan, tapi sungguh sebesar itu yang kulihat, bahkan lebih. Karena setiap langkahmu sejatinya adalah sebuah pembentukan diri. Mulai dari untuk anak-anakmu kelak, sampai untuk Islam sebagai rahmat seluruh alam.
    Aku izin mengganti kalimat permohonan maaf dengan kalimat terimakasih. Di balik sedemikian banyak rasa terimakasih yang hendak diuntai,
    terimakasih telah menerima kurangku ini :)

    Bersemangatlah, karena Allah telah menjanjikan kemenangan bagi hamba-Nya yang bertaqwa (48:1).
    Bertahanlah sedikit lagi, satu semester amat singkat.
    Bertahanlah lebih lama, langkahmu akan terasa lebih berarti. Mungkin bukan oleh dirimu, tapi ya oleh sekitarmu.

    Lama tidaknya kamu bertahan tentunya akan tercatat sebagai sebuah perjalanan baik yang pernah dititi. Niat yang terngiang akan menjadi penentu poin tersebut akan sempurna atau tidak. Kondisi yang mengiringi kala itu pun akan menjadi nilai tambah ketika kamu semakin susah payah mempertahankan dinding pertahanan. Hm. Apa ini. Sungguh nyatanya timbangan Allah tak bisa dinalar namun Mahaadil.

    Semoga dimudahkan segala urusanmu, semoga dikuatkan selalu pundakmu, semoga Allah selalu melindungi kita semua dalam warna-warni dinamika hidup ini.

    ---

    Berdirimu di waktu malam,sujudmu yang dalam
    Mengokohkan hatimu melebihi gunung membiru
    Lalu kau terima beban untuk mencintai semesta:
    Membagi senyum ketika kau terluka,
    Memberi minum ketika kau dahaga.
    Menghibur jiwa-jiwa ketika kau berduka. 

    Malam berlalu, tapi tak mampu kupejamkan mata dirundung rindu kepada mereka,
    yang wajahnya mengingatkanku akan syurga.
    Wahai fajar terbitlah segera, agar sempat kukatakan pada mereka
    “aku mencintai kalian karena Allah” (Umar ra.)

    -    Dalam Dekapan Ukhuwah, Salim A. Fillah







    #olimpiadetaqwa
    #30harikenaiqob
    #karenakitakeluarga
    Continue Reading
    bismillaahirrahmaanirrahiim.

    Jadi ini merupakan postingan yang menjadi peralihan perhatian saya sembari menunggu beresnya pembentukan mood mengerjakan presentasi biologi sintetik lanjutan dan/atau laporan biologi perilaku.
    Saya jadi buka-buka Google Photos terus ya gini deh.
    Kurang lebih yang saya rasakan pas liat ppt bisin saat ini ya gini, kaya ekspresi Neng Saskia Otik di bawah ini, yang bedaknya membahana trendsetter make up dunia masa kini.


















    Ya udah gitu aja wkwk Aziza yang digendong di foto ini sekarang suda besar :")


    Continue Reading


    bismillaahirrahmaanirrahiim
    "Yakin Allah punya cara tersendiri melindungi kita gitu. Mungkin kalau Teh Shaffa ikut bakal kenapa-napa"
    - A4 G18 yang paling istimewa

    Itu kata-kata dari chat saya dengan Fitri Ferdania, dan beliau juga mengutipnya dari kata-kata Sang Ibu. MaasyaAllah lho Bu Dyana mencerahkanku sedemikian rupa :)
    Ini cerita mengenai takdir, qada dan qadar ya?
    Masing-masing kita pasti minimal melakukan sebuah pertimbangan minimal sesaat sebelum melakukan sesuatu. Sebagian orang memang terbiasa menata hidup, detik demi detiknya direncanakan detail diiringi komitmen untuk mewujudkannya. Mereka menimbang satu dan lain hal kemudian memutuskan  untuk mengikuti alur tersebut.  Sebagian lainnya yang mengakui menganut improvisasi tanpa batas pun memiliki fase mengeluarkan sebuah keputusan barang sesaat.

    Di balik setiap perencanaan yang dibuat, ada perencanaan lebih besar dan sempurna, telah tertulis dan hanya Rabb semesta alam yang mengetahui.

    Allah selalu punya cara menjagamu.

    Ada sebuah jembatan antara keputusan yang menjadi dasar apa yang dilakukan dengan skenario besar yang telah terukir di Lauh Mahfuzh. Jembatan ini bisa merupakan sebuah jembatan beton yang kokoh dan luas, bisa juga hanya sebatang pohon yang telah tumbang, lapuk dimakan oomycota.

    Jembatan itu bernama ujian, ya?
    Menerima kenyataan bahwa apa yang menjadi rencana kita masih berjarak dengan skenario Allah adalah sesuatu yang mesti dilakukan. Bisa sesulit itu, bisa dengan mudah.

    Jembatan ini akan mudah dilalui dengan kendaraan bernama keikhlasan. Siapapun juga mengetahui, untuk mendapatkan kendaraan pun ada usaha yang perlu dilakukan.

    Hmm kenapa bahasannya jadi kemari.
    Yak jadi saat itu saya sudah menuliskan tiga huruf dengan tiga angka di tiga kotak agenda. Saya sudah melalui sekian tahap untuk menjalaninya, namun seminggu sebelum itu muncul sebuah pengumuman dimana saya harus melakukan hal lain di salah satu dari tiga kotak agenda tadi.

    Allah punya cara tersendiri menjagamu.

    Butuh beberapa hari untuk memberi kabar pasti (walaupun tidak ada yang bisa dikatakan pasti di dunia ini) pada masyarakat bahwa saya tidak bisa turut dalam tiga huruf tiga angka tersebut. Apakah rencana yang Allah simpan?

    Tidak ada yang tau. Kemudian mengingat bahwa Allah selalu punya cara indah menjaga kita dan menyimpan yang terbaik untuk diterima pada saat yang lebih tepat,  menjadi amat menenangkan.

    Ketika apa yang kita rencanakan masih berjarak dengan skenario - Nya, mari berusaha untuk menaiki kendaraan melalui jembatan sesulit apapun. Mari ikhlas, mari lalui ini, mari yakin bahwa Allah selalu punya cara untuk menjaga kita.

    Menanti tiga huruf tiga angka yang selanjutnya! Dengan laa haula wa laa quwwata illa billah. 


    Ga seberat itu sebetulnya kalo sedari awal sudah mewanti-wanti diri bahwa Allah lebih tau cara terbaik menjagamu.
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me

    Photo Profile
    fathya
    << biology-art >>

    bit.ly/shaffabutuhdiingatkan

    Read More

    Follow

    • G+
    • tumblr
    • facebook
    • twitter
    • pinterest
    • instagram

    Labels

    #olimpiadetaqwa abiotik alampikir bandung biotik Indonesia kawan keluarga lingkaran masyarakat pakulahan serpong subang tugas tki

    recent posts

    Blog Archive

    • Mei 2020 (1)
    • Oktober 2019 (2)
    • September 2019 (1)
    • Mei 2019 (2)
    • Maret 2019 (3)
    • Februari 2019 (1)
    • Januari 2019 (5)
    • Desember 2018 (1)
    • November 2018 (1)
    • Oktober 2018 (1)
    • September 2018 (2)
    • Agustus 2018 (2)
    • Juni 2018 (8)
    • Mei 2018 (7)
    • April 2018 (3)
    • Januari 2018 (9)
    • September 2017 (3)
    • Agustus 2017 (2)
    • Juni 2017 (1)
    • Februari 2017 (1)
    • April 2016 (3)
    • Maret 2016 (1)
    • November 2014 (2)
    • Oktober 2014 (7)
    • Juli 2014 (2)
    • Juni 2014 (2)

    Cari Blog Ini

    facebook Twitter instagram google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top