Pages

  • Home
  • About
tumblr linkedin

things.

    • Home
    • Gallery
    • About



    Mendengar dua kata ini membuat saya terhenyak. Entah. Saya merasa semangat, senang, bingung, namun terkadang sakit. Lho? Kenapa?
    Tunggu dulu. Sebetulnya, tahfidzul Qur’an itu apa??
    Berasal dari kata hafadza-yahfadzu yang berarti menghafal atau menjaga, tahfidz saya pahami sebagai sebuah proses menghafal dan menjaga. Berarti tahfidzul Qur’an adalah sebuah proses menghafal al-Qur’an (menambah hafalan: ziyadah) dan menjaga hafalan yang telah didapat dengan memuroja’ahnya/mengulangnya.
    Sungguh ini istilah sepele. Hanya ingin mengetikkannya kembali dan siapa tahu memang ada yang belum mengenal istilah-istilah ini. Hehe.
    Bukan. Sebetulnya saya sedang rindu ._. masa-masa di mana saya diberi jalan sangat mudah untuk tahfidzul Qur’an. Yang lebih tepatnya mungkin sekitar kurang lebih 3 tahun lalu ya. Ketika saya masih duduk di bangku SMP, tepatnya SMPIT As-Syifa Boarding School Subang yang dikenal masih muda udah keren abis (itu istilah yang terbersit barusan sih ._.).
    Kali ini saya sedang entah-mau-menulis-apa kalau memang ini saya tujukan sebagai tugas blog sejarah. Utang postingan blog sejarah saya sudah menumpuk huwee tapi untuk kali ini saya hanya sedang ingin berbagi.

    Khairukum man ta’allama’ qur’aan wa ‘allamahu..

    Hadits di atas begitu dalam maknanya bagi saya-kami para pemilik ambisi cita menjadi hafidz-hafidzah. Dari sepenggal kalimat tersebut, semestinya setiap muslim memiliki motivasi lebih untuk menghafal dan menjaga al-Qur’an dalam dirinya.
    Banyak yang bilang, “Aku ga berani ngapal Qur’an, nanti lupa malah dosa lagi.”
    “Makin banyak ngapal sesuatu, makin banyak lupa.”
    Mungkin ungkapan-ungkapan serupa di atas sekilas memang ada benarnya. Namun jika tanpa dipikir seksama, akan muncul persepsi baru yang justru akan mematikan otak jika persepsi tersebut sudah menjadi panutan dan keyakinan masing-masing individu.
    Untuk ungkapan pertama, rasanya kata-kata tersebut hanya akan diucapkan oleh seseorang yang tidak sadar- atau memang belum ada keyakinan dan keinginan untuk menghafal al-Qur’an di dalam hatinya. Ya memang benar jika kita telah hafal surat-surat dalam al-Qur’an dan kemudian melupakannya (na’udzubillah), makan kita akan termasuk orang yang dzalim dan berdosa.
    Namuun, yang mana yang lebih salah jika sengaja tidak ingin menghafal?
    Seseorang, jika memang sudah berazzam untuk menghafal al-Qur’an tanpa niat melupakannya tentulah akan lebih mulia sekalipun dalam perjalanannya terdapat beberapa bagian yang terlupa.
    Dengan niat yang kuat, bagian yang terlupa itu tentulah akan dengan cepat kembali ke ingatan dengan mengulangnya kembali.

    Tahukah saudara-saudaraku, sesungguhnya saya sedang berbicara pada diri saya sendiri yang tengah bersedih.
    Yaa Allaaaaah-------

    Kuatkanlah niat kami, para generasi muda yang hendak menjaga kalam-Mu di hati ini.
    Agar kami dapat mempersembahkan mahkota dan jubah kebesaran pada kedua orangtua kami di akhirat kelak..
    -aamiin-

    SEMANGAT PARA CALON HAFIDZ/AH!!
    Yaa Allah pengen banget lulus IC 11 juz aja yaa Allaaah..
    temen-temen udah pada jauh hafalannyaaa. bismillaah.
    Continue Reading

    bismillaahirrahmaanirrahiim

    Sebagaimana seluruh siswa Insan Cendekia ketahui,tahun ini divisi PPBN OSIS kali ini mengadakan program ‘nyanyi bareng’ setiap pagi. Entah itu efek dari K13 atau bagaimana, menurut saya program ini unik. Saat apel, salah satu anggota divisi PPBN akan memberi komando kepada seluruh siswa untuk bernyanyi. Dalam seminggu terdapat satu lagu untuk dinyanyikan setiap hari. Bosan memang, bagi yang telah hafal sejak awal dan tidak suka bernyanyi. Namun program ini bagus untuk mengenalkan lagu-lagu wajib nasional kepada warga Insan Cendekia. Dan minggu ini, lagu yang kami nyanyikan adalah Halo-Halo Bandung.
    Mendengar lagu Halo-Halo Bandung mengingatkan saya pada kampung halaman saya. Tentu saja Kota Bandung. Sejak kurang lebih 5 tahun lalu merantau, mendengar ‘Bandung’ memunculkan kebanggan tersendiri (hehehe. Berlebihan. Biar asik aja. Tapi serius lho sejak merantau saya lebih bangga  ketika mendengar kata ‘Bandung’). Kenapa?
    Menurut orang-orang yang lebih tepatnyaa adalah teman-teman saya, Bandung merupakan kota yang luar biasa. Lingkungannya kondusif dan sangat pas untuk menjadi kota ideal tempat tinggal. Tidak ketinggalan zaman, mengikuti arus modernisasi namun tidak berlebihan. Tetap asri dan tidak gersang. Ya yang disayangkan adalah tahun-tahun terakhir ini kemacetan mulai marak. Semoga ke depannya Bandung bisa lebih tertata lagi ya (?) (aamiin..).
    Eh, sebetulnya saya bukan mau membahas Bandung yang ini. Tapi takapalah. Jarang-jarang. Saya di sini ingin membahas tragedi peristiwa BANDUNG LAUTAN API.
    Peristiwa Bandung Lautan Api, yang menjadi inspirasi lagu Halo-Halo Bandung, terjadi pada tahun 1946 bulan Maret.
    Indonesia menyatakan proklamasi kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun apalah arti proklamasi bagi para tentara penjajah. Mereka tentunya tidak rela negara jajahannya lepas begitu saja. Walaupun Indonesia telah merdeka dalam proklamasinya, nyatanya perjuangan akan terus berlanjut sampai kapanpun. Dan pada bulan Oktober 1945, Indonesia harus kembali menggempur para penjajah. Tentara sekutu menyerang di kala Indonesia sedang mati-matian merebut senjata dari para penjajah. Cobaan berat bagi Indonesia, namun semangat tetap berkobar. Ultimatum sekutu pada tanggal 21 November 1945 untuk menyerahkan seluruh senjata yang Indonesia miliki tak digubris. Tentulah tentara Indonesia tidak akan rela menyerahkan hasil ikhtiar mereka begitu saja. Justru semangat juanglah yang terbit menggebu-gebu.
    Cobaan berat kembali menerjang ketika banjir besar melanda Bandung pada 25 November 1945. Harta benda hanyut terbawa arus dan banjir ini memakan ratusan korban.
    Di saat-saat seperti ini, sekutu justru memanfaatkan kelemahan dan musibah yang melanda Indonesia. Mereka mengebom berbagai tempat di daerah Bandung. Dan akhirnya, mereka mengeluarkan ultimatum kembali pada tanggal 23 Maret 1946 yang berisi perintah mengosongkan Bandung.
    Suatu hal yang berat bagi para warga Bandung untuk meninggalkan kota tempat tinggal sendiri. Namun ternyata Tentara Republik Indonesia memerintahkan seluruhnya untuk pergi dan mengosongkan Bandung. Dengan terpaksa, mereka beranjak. Tetapi dirasa ada hal yang perlu dilakukan sebelum mereka semua pergi. Keputusan dirumuskan, dan semua sepakat untuk membumihanguskan seluruh kota Bandung. Listrik dimatikan, kota berubah menjadi lautan api dengan asap hitam yang membumbung tinggi ke langit.

    “Biarlah para tentara sekutu itu memasuki daerah kami, namun tiada apapun yang dapat mereka renggut dari sana selain abu dan puing-puing kehitaman. “
    -orang Bandung, 2014
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me

    Photo Profile
    fathya
    << biology-art >>

    bit.ly/shaffabutuhdiingatkan

    Read More

    Follow

    • G+
    • tumblr
    • facebook
    • twitter
    • pinterest
    • instagram

    Labels

    #olimpiadetaqwa abiotik alampikir bandung biotik Indonesia kawan keluarga lingkaran masyarakat pakulahan serpong subang tugas tki

    recent posts

    Blog Archive

    • Mei 2020 (1)
    • Oktober 2019 (2)
    • September 2019 (1)
    • Mei 2019 (2)
    • Maret 2019 (3)
    • Februari 2019 (1)
    • Januari 2019 (5)
    • Desember 2018 (1)
    • November 2018 (1)
    • Oktober 2018 (1)
    • September 2018 (2)
    • Agustus 2018 (2)
    • Juni 2018 (8)
    • Mei 2018 (7)
    • April 2018 (3)
    • Januari 2018 (9)
    • September 2017 (3)
    • Agustus 2017 (2)
    • Juni 2017 (1)
    • Februari 2017 (1)
    • April 2016 (3)
    • Maret 2016 (1)
    • November 2014 (2)
    • Oktober 2014 (7)
    • Juli 2014 (2)
    • Juni 2014 (2)

    Cari Blog Ini

    facebook Twitter instagram google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top