Pages

  • Home
  • About
tumblr linkedin

things.

    • Home
    • Gallery
    • About
    bismillaahirrahmaanirrahiim

    entah kenapa, kali ini saya tertarik membahas tentang jihad. mungkin semua orang tahu ya, jihad identik dengan perjuangan. dan kita, para pelajar sebangsa dan setanah air (hehe) sudah pasti sedang mengalami fase dimana setiap pribadi mesti berjuang terutama demi menemukan jati diri yang sebenarnya.

    dan saat ini, saya sedang tertarik dengan buku mahakarya Ust. Yusuf Qardhawi yaitu Fiqh Jihad, yang isinya sayang jika tidak disebarkan dan dibagi ilmunya. saya akan menyimpulkan sedikiit sekali dari buku ini tapi mudah-mudahan bisa memberi pelajaran berarti dan bisa diterapkan yeey.
    jihad yang berasal dari kata jaahada-mujaahadah-jihaadan adalah mencurahkan kemampuan untuk membela dan mengalahkan. menurut keterangan dalam al-Quran berarti mencurahkan kemampuan untuk menyebarkan dan membela dakwah Islam.
    "dan berjihadlah dengan hartamu dan jiwamu di jalan Allah." (QS. at-Taubah: 41)
    jihad yang dikenal kebanyakan orang lebih identik ke dalam berjuang dalam peperangan. namun sudah bisa dipastikan bahwa jihad yang sebenarnya mencakup banyak hal. dan ini ada ‘tingkatan jihad menurut Ibn al-Qayyim yang juga saya kutip dari buku Fiqh Jihad, lebih rincinya ada di halaman 82.
    Ibn al-Qayyim memberikan penjelasan yang didukung dalil-dalil syar’i mengenai tingkatan-tingkatan jihad yang berjumlah 13 tingkatan. menurut Ibn al-Qayyim, jihad secara global ada 4 tingkatan: jihad terhadap diri; jihad melawan godaan setan; jihas memerangi orang kafir; dan jihad terhadap orang-orang munafik.
    4 Tingkatan Jihad terhadap Hawa Nafsu
    - melakukan jihad terhadap diri untuk mempelajari kebaikan, petunjuk, dan agama yang benar. tidak ada kemenangan dan kebahagiaan bagi kehidupan diri kecuali dengan membawa semua hal tersebut.
    - berjihad terhadap diri untuk mengamalkan ilmu yang didapat. dari sini saya jadi ingat kata-kata “ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah” ternyata memang sangat benar. hanya saja saya lupa apakah ini hadits atau bukan hehe. jika ya, berarti ini memang perumpamaan yang sebenarnya.
    - berjihad terhadap diri sendiri untuk mendakwahkan dan mengajarkan ilmu kepada orang-orang yang belum mengetahuinya. jika tidak, ilmu itu tidak akan memberi manfaat dan tidak akan menyelamatkan seseorang dari siksa Allah.
    - berjihad dengan kesabaran ketika mengalami kesulitan dan siksaan dari makhluk dalam berdakwah di jalan Allah dan menanggung semuanya dengan hanya mengharapkan ridha Allah.
    2 Tingkatan Jihad Melawan Setan
    - membuang segala kebimbangan dan keraguan dalam keimanan seorang hamba yang diberikan olehnya. yang dalam hal ini bisa dilakukan dengan persiapan keyakinan.
    - menangkis keinginan berbuat kerusakan dan memenuhi syahwat yang diberikan olehnya. dapat dilakukan dengan persiapan kesabaran.
    4 Tingkatan Jihad Memerangi Kaum Kafir dan Kaum Munafik
    - Hati
    - Lidah
    - Harta
    - Jiwa
    jihad melawan kaum kafir lebih dikhususkan dengan menggunakan kekuatan, sedangkan terhadap kaum munafik lebih khusus dengan dakwah.
    3 Tingkatan Jihad Melawan Kedzaliman dan Kefasikan
    - Kekuatan
    - Lisan
    - Hati
    yang untuk hal ini saya sepertinya sudah mendapatkan dalil riilnya dalam pelajaran al-Quran Hadits di sekolah. mencegah kemungkaran dengan kekuatan berarti mencegah dengan kekuasaan yang dimilikinya; dengan lisan berarti dengan ucapan dan dakwah; dan dengan hati berarti menolak seutuhnya kemungkaran yang terjadi juga disertai dengan doa, dan bagian inilah yang merupakan selemah-lemahnya iman.
    jihad secara global ini mestilah kita berusaha menjalankannya dan memenuhinya dengan sepenuh hati sebagai seorang muslim. dengan hanya mengharapkan ridha Allah SWT., semoga kita dapat digolongkan ke dalam hamba-hamba-Nya yang diberi perlindungan dari api neraka kelak. amiin yaa Rabb..

    mungkin postingan ini masih sedikit sekali. hanya seujung kecil dari pengertian jihad sesungguhnya (iyalah hehe). mungkin lain waktu saya bisa share lebih lanjut. insyaAllah.

    last, AYO KOBARKAN SEMANGAT JIHAD! 0.0)9
    Continue Reading

    bismillaahirrahmaanirrahiim

    Yaa tentu saja benar. Saya cukup yakin bahan makanan bernama aci ini hanya ada di Indonesia. Walaupun ada di negara lain mungkin, jika namanya bukan aci, ya berarti bukan. Hehe. Ah sudahlah. Ini semakin tidak jelas nantinya.
    Aci, atau yang dikenal umum oleh orang yang tidak berasal dari daerah bukan Sunda sebagai tepung kanji, memiliki banyak sekali manfaat. Aci merupakan salah satu jenis tepung yang terbuat dari sagu. Di Indonesia, keragaman makanan yang berbahan dasar aci berkembang sangat pesat. Banyak sekali variasi makanan diciptakan dari aci, dari ringan sampai berat. Siapa yang tak kenal cireng? Salah satu makanan favorit yang laris manis dijual di saung MAN Insan Cendekia Serpong. Atau cimol, dan masih baanyak sekali jajanan-jajanan khas yang terbuat dari aci. Selain harganya murah, cara membuatnya pun mudah. Tak heran jika eksistensi makanan berbahan dasar aci bertahan di pasaran.
    Mari kita lihat yang paling umum, cireng. Versi sederhananya hanya tinggal mencampur aci dengan garam, lalu diberi air panas secukupnya sampai bisa disebut adonan. Setelah itu hanya tinggal digoreng, maka jadilah aci goreng atau yang biasa kita sebut cireng. Yeey.
    Atau cilok. Makanan ringan berbentuk bola kecil-kecil seperti baso namun bahan dasarnya adalah aci sehingga rasanya kenyal dan gurih bergantung pada bumbunya. Cara menyantapnya dengan dicolok atau distusuk, sehingga biasa disebut aci dicolok atau cilok.
    Kalau cilok bentuknya bola dan dimasak dengan cara diseupan, maka yang ini mungkin lebih ringan (dalam makna sebenarnya) dan lebih berminyak karena digoreng. Yang ini namanya cimol. Untuk asal muasal katanya saya sering mendengar, namun saya bingung bagaimana menuliskannya. Daripada membuat bingung, yang pasti ya beginilah bentuknya.
    Ciu. Mungkin ini memang jarang didengar khalayak umum, namun ini bisa menjadi santapan alternatif orang-orang yang memiliki kelebihan pisang yang dalam jika dalam jangka waktu dekat tidak dimakan maka akan mengalami pembusukan. Bagaimana maksudnya?
    Jenis makanan ini saya terinspirasi dari kampung nenek saya di Subang. Saat liburan, sering sekali bibi saya mendapati bahwa banyak sekali pisang yang ada namun cepat sekali lalat-lalat buah datang tanda mau membusuk. Daripada mubadzir, lebih baik diolah secepatnya. Kalau sale pisang terlamu lama dan ribet pengolahannya, ciu bisa jadi referensi. Mudah sekali. Hanya tinggal menghancurkan pisang-pisang matang yang ada dengan alat apapun di dalam sebuah wadah hingga lembut. Semua jenis pisang bisa digunakan. Pisang yang terlalu matang pun bisa digunakan. Setelah hancur, pisang tersebut dicampurkan dengan aci secukupnya lalu diaduk rata dan dituang ke dalam wadah yang diinginkan. Kukus untuk beberapa saat hingga matang. Alhamdulillaah. Pisangnya tidak mubadzir dan ciu bisa disantap.
    Masih banyak aci-aci lain yang saya temukan sepanjang hidup saya. Masih ada cidog, cipuk, dan ci-ci lain. Selain makanan, aci juga bisa digunakan sebagai lem kertas yang kuat jika dicampur air mendidih. Subhanallah. Maha Suci Allah Yang Menciptakan Aci di dunia ini..
    Sebetulnya apa tujuan saya menulis tentang aci? Saya hanya ingin teman-teman dan orang-orang tahu bahwa Indonesia merupakan negara yang sebetulnya sangat kaya akan kreativitas dan inovasi, dari segi apapun. Indonesia memiliki potensi luar biasa. Kekayaan budayanya tak bisa dikalahkan siapapun.  Rakyatnya luar biasa, mudah beradaptasi dan penuh kreasi. Sampai-sampai, seonggok tepung pun bisa menjadi banyak hal. Subhanallaah.
    Namun hendaknya semua kreativitas yang dimiliki rakyat Indonesia janganlah hanya digunakan untuk makanan saja. Pada aspek-aspek lain, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi tentulah harus diterapkan sikap-sikap seperti itu. Jika sudah ada bekal kreativitas dan inovasi, hanya tinggal memunculkan kemauan dari setiap individu untuk menerapkan dan menggerakkannya, Indonesia akan beberapa langkah, bahkan beberapa lompatan lebih maju dibanding saat ini.
    Bismillah. Kali ini, generasi muda mestilah belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat mewujudkan nilai-nilai di atas. Berbekal dari aci, saya yakin, saya bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih kreatif dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Walaupun sebetulnya ini sedikit kurang nyambung, tapi secara jujur memang inilah yang saya pikirkan saat ini dan inilah yang ingin saya tuangkan ke dalam bentuk tulisan. Hehe.

    Oiya, sebagai penutup, kemarin, guru fisika saya, Bapak Nur berpesan pada kami semua, sekaligus menyampaikan pesan dari BPPT untuk semua murid Insan Cendekia. Intinya:
    “Besok besok, kalian pilihlah jurusan yang benar. Jangan pikirkan nanti kerja dapat berapa, tapi pikirkan nanti aku bisa menciptakan dan menemukan apa untuk dimanfaatkan ummat di dunia.”
    SEMANGAT MENEBAR MANFAAT, kawan!
    14 Oktober 2014
    mencari koneksi mengapa sangat sulit yaa Allah hikshiks masa harus selalu nunggu jam tik -__-

    Continue Reading

    bismillaahirrahmaanirrahiim


    Insan Cendekia.
    Siapa yang tidak bangga bersekolah di sini? Siapa yang tidak bangga menjadi bagian dari sekolah ini? Walaupun keberadaan saya di sini tidak selalu mulus (sulit bahkan --), namun di IC saya banyak sekali mendapat pelajaran. Tidak hanya akademik, namun juga segala hal.  Sampai-sampai saya merasa kesulitan menyebutkannya kali ini karena memang saya terlanjur jatuh hati pada sekolah ini (haha). Jika Anda-Anda semua ingin merasakan bahagia, stress, sedih, bingung, dan  lega di saat yang bersamaan, bersekolahlah di MAN Insan Cendekia Serpong karena secara nyata, saya memang merasakan fenomena tersebut!
    Kali ini, Insan Cendekia baru saja menginjak usia 18 tahun sejak dibangun pertama kali pada tahun 1996. Sebelas Oktober kemarin, alhamdulillah telah terlaksana acara besar Open House yang diselenggarakan bersamaan dengan pembagian rapot UTS kelas X-XI sekaligus dalam rangka milad IC 18. Disemarakkan lomba poster, memasak, dan persiapan pagelaran seni, kami siswa kelas XII tidak merasa kesepian walaupun orangtua kami tidak datang (hehe).
    Sekilas tentang milad IC kemarin saya rasa cukup dulu. Kali ini saya ingin member info yang saya yakin orang-orang sudah banyak yang mengetahui, bahwa Insan Cendekia saat ini tengah berada dalam kondisi ‘labil’ konstruksi. Banyak sekali perubahan yang terjadi. Dimulai dari saya bangun tidur sampai tidur lagi saat ini pun sudah sangat berbeda dengan saat IC belum memulai konstruksi. Jalur jalan ikhwan-akhwat, gedung pendidikan, perpustakaan, CSA, semuanya sangat berbeda. Namun dari semua perubahan tersebut, kita dihadapkan pada dua pilihan. Tulisan ini juga lumayan terinspirasi dari kata-kata Bu Dini pada saya dan teman-teman, “Terserah kita, mau ngikut madzhab positif, atau negatif?”. Nah, ini dia.
    Pilihan pertama adalah madzhab positif. Jujur,  lumayan butuh perjuangan lebih untuk istiqomah di jalan ini. Memasukinya saja lumayan, apalagi mempertahankan. Sebetulnya, apa yang dimaksud aliran positif di sini?
    Aliran positif adalah alirannya orang-orang yang selalu tersenyum melihat perubahan yang ada, menerima dengan lapang dada apa yang terjadi namun tetap kritis, berpikir ini pasti baik untuk ke depannya, dan selalu berdoa meminta yang terbaik pada Allah. Semoga diperlancar pembangunannya, cepat selesai, dan seterusnya.
    Aliran negatif adalah alirannya orang-orang yang mengeluh, sulit beradaptasi dengan yang terjadi, berpikir mengapa begini mengapa begitu tanpa dicari solusinya, protes terus, menguarkan hawa-hawa negatif dan malas pada sekitar sehingga lingkungan terpengaruh pemikiran negatifnya, sulit mengambil sisi baik, tidak yakin semua ini akan memenuhi target, lambat selesai, dan seterusnya. Iya memang, kita perlu dan wajib kritis, namun yang dianut aliran ini adalah kritis yang tidak mendukung dan menjatuhkan. Sedangkan kritis yang dianut aliran positif adalah kritis yang menghasilkan solusi dan kritik yang membangun.
    Dua hal inilah yang sedang menghadang setiap individu di MAN Insan Cendekia saat ini. Mau tak mau, sadar atau tidak, semua dari kita haruslah memilih salah satunya. Bersyukurlah bagi orang-orang yang sadar bahwa pilihan ini ada, setidaknya ia bisa berpikir mana yang lebih baik untuk dianut. Bersyukurlah pula bagi orang-orang yang tidak menyadari bahwa pilihan ini ada, namun ia telah memliki dasar pemikiran dan akhlak yang baik sehingga secara otomatis hidupnya memang mengalir mengikuti aliran positif.
    Yang menjadi masalah adalah penganut aliran negatif. Saya tidak pernah bermaksud untuk menjatuhkan satu pihak (sebetulnya juga saya bingung memangnya ada berapa pihak di sini), namun saya ingin kita semua sadar dan turut serta dalam menyukseskan dan melancarkan konstruksi IC yang insyaAllah diniatkan demi IC yang lebih baik. Kita mungkin belum bisa ikut campur secara langsung, setidaknya ada hal yang bisa kita lakukan walau tidak kasatmata.
    Berlanjut ke aliran negatif, jujur saya juga berusaha keluar dari aliran ini. Mengapa? Bayangkan saja saudara-saudara, bangun tidur hingga tidur lagi setiap harinya sejauh mata memandang, saya hanya menyaksikan gedung H, asrama-asrama-asrama. Sungguh pemandangan membosankan dilengkapi dengan tidak adanya suasana baru setiap harinya. Sakit. Sungguh sakit ketika teman-teman kami yang lain mendapat ‘nasib’ ya setidaknya tidak membuat diri bosan, namun kami? Berlebihan memang hehe tapi inilah yang kami para penghuni H kelas XII NS rasakan. Untuk bisa bertahan, tentu kami harus mati-matian menyingkirkan rasa mager karena semua terlalu mudah untuk diakses jika kami berada di asrama.
    Ini yang sedang kami usahakan. Keluar dari zona keluhan dan menjadi pribadi yang lebih tangguh di tengah konstruksi. Mungkin kita seringkali menemui orang-orang menjawab ketika ditanya, “Ah, paling juga ga selse-selse pembangunannya. Liatin aja belom ada apa-apa.”
    Nah ini. Ini yang harus kita doakan. Memang sulit menerima kenyataan bahwa konstruksi kali ini belum terlihat  maksimal. Namun tidak ada salahnya jika kita dukung kelancarannya dengan kata-kata positif yang kita ucapkan pada banyak orang. Ucapan adalah doa. Ucapan adalah sugesti. Kita adalah apa yang kita ucapkan.
    Jadi untuk saat ini, mari banyak-banyak berdoa untuk Insan Cendekia kita. Semoga dimudahkan semua urusannya, disejahterakan semua penghuninya, dilancarkan segala-galanya. Aamiin..
    Semangat menebar hawa positif :D
    13 Oktober 2014
    Milad Bu Evi, semoga selalu dalam lindungan Allah, Bu :)
    Koneksi tidak mendukung itu menyedihkan. Hanya baru bisa sebaatas save di word.

    Continue Reading

    bismillaahirrahmaanirrahiim

    Kali ini saya tiba-tiba terpikirkan essay UTS sejarah saya, nomor terakhir. Menarik untuk dibahas saya rasa. Jadi kali ini saya akan membahas essay nomor terakhir sesuai jawaban saya kemarin.
    Apa yang harus kita tingkatkan di Indonesia di masa kini??
    ----------------------------------------------------------------------------
    Indonesia merupakan negara yang luar biasa akan sumber dayanya, baik manusia, alam, dan lainnya. Anugerah Allah yang luar biasa menjadikan Indonesia (sebetulnya) pantas menjadi negara nomor satu di dunia. Letak Indonesia yang sangat strategis baik geografis maupun astronomis (sebetulnya) sangat berpotensi menjadi sumber devisa negara yang sangat besar. Masih banyak hal yang (sebetulnya) menjadi alasan bagi Indonesia untuk menjadi negara yang sangat maju. Dan untuk mewujudkan semua hal tersebut tentu tak lepas dari peran masing-masing individu yang ada di Indonesia.
    Lantas, bagaimana peran kita selama ini? Apa yang telah masyarakat Indonesia lakukan untuk negerinya sendiri?? Apa yag harus kita tingkatkan untuk Indonesia yang lebih baik??
    Pertanyaan besarnya kali ini terdapat pada urutan terakhir (karena memang ini yang ingin saya bahas).
    Menurut saya, Indonesia saat ini sedang sangat membutuhkan dan harus meningkatkan rasa saling percaya. Entah kenapa, namun memang dua hal ini yang benar-benar terpikirkan di benak saya saat UTS kemarin.
    Mengapa saling percaya?
    Bibit-bibit kerusakan di muka bumi ini menurut saya sebetulnya  hanya disebabkan satu faktor, yaitu ketidakpercayaan. Bisa jadi ketidak percayaan pada rekan, teman, diri sendiri, bahkan Tuhan. Ketidakpercayaan pada diri akan menimbulkan hal-hal yang dapat membinasakan dirinya sendiri. Ketidakpercayaan pada Tuhan akan membawa malapetaka besar. Juga ketidakpercayaan pada sesama manusia, dapat memunculkan hal-hal yang merusak. Indonesia  dikenal ‘rusak’ karena merupakan negara dengan angka korupsi tertinggi di dunia. Kalau dipikir-pikir, mengapa para pejabat korupsi? Mengapa mereka bisa-bisanya makan uang haram? Itu disebabkan ketidakpercayaan mereka terhadap rekannya, juga rakyatnya. Jika mereka memang percaya atas kebijakan atau langkah yang rekannya ambil, tentu mereka tidak perlu memberi uang suap untuk mempengaruhi mereka bukan?
    Jadi ini perihal saling percaya.
    Terutama di detik-detik setelah pemilihan umum presiden Indonesia yang kasusnya kemarin hanya terdapat dua calon, tentu akan sangat banyak kekecewaan dari salah satu kubu, tentunya kubu calon yang  tidak memenangkan pesta demokrasi. Dan kali ini keputusan sudah berkata. Kita sebagai rakyat Indonesia seharusnya memiliki rasa tanggungjawab terhadap apa yang telah diputuskan oleh negara.
     Ini juga pesan untuk diri saya dan teman-teman saya (J), ayolah, kali ini, kita banyak-banyak berdoa untuk negara kita. Bagi teman-teman yang masih kecewa dengan hasil pemilu, lebih banyak berdoa untuk presiden kita, semoga dapat memimpin ke arah yang baik. Mari kita coba saling percaya, jika rakyat sudah percaya pada pemimpinnya, insyaAllah semua akan lebih mudah dirasakan indahnya. Walaupun mungkin berat, namun kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Mau mengomel pun tidak berguna, jadi kita doakan saja semoga Indonesia menjadi negara yang berkah, sakinah, mawwadah, wa rahmah (?). Aamiiin..
    Continue Reading

    bismillaahirrahmaanirrahiim

    Setelah postingan kemarin yang belum selesai karena satu dan lain hal, saya memutuskan untuk melanjutkan postingan kemarin.
    Jadi, saya masih seorang pemula, jauh dari kata ‘bisa’ menulis. Tapi saya akan berusaha terus, juga ‘didukung’ tugas sejarah yang ‘menuntut’ untuk rutin menulis, saya akan menulis. Entah itu hasilnya akan dimengerti orang atau kurang berisi atau bagaimana, tapi saya akan tetap menulis. Ya setidaknya dulu (dan sekarang) saya masih berkeinginan menerbitkan buku suatu saat. Ini langkah kecil yang bisa saya ambil.
    Sebelum menulis sesuatu yang serius, saya terbiasa bercerita dahulu seperti ini dan kemarin (?). Entah itu akan mengurangi ‘keformalan’ atau tidak, tapi saya menikmatinya. Jadi bagi semua yang membaca, maklum ya, tapi inilah yang bisa saya nikmati hehe.
    Ohiya, saya curhat dulu. Laptop saya ini, eh bukan, netbook saya ini entah mengapa, karena flashplayernya atau apanya, tidak mendukung saya untuk mengepost sesuatu terutama di tumblr ini. Setiap kali saya mengklik ‘text’ untuk dipost, pagenya hanya akn berputar-putar dalam waktu yang lama dan tidak berpindah ke page siap post. Jadilah saya hanya bisa mengetik di netbook saya ini dan baru bisa mengepost di labkom saat tik. Dan sayang sekali pelajaran tik saya di jawal pelajaran baru jatuh pada hari Rabu. Dan itu masih 3 hari lagi. Jadi sekarang saya baru bisa menulis dan berharap semoga manfaat ke depannya, entah bagi saya maupun siapapun *amiiin*. Selanjutnya saya harus mencari alternatif untuk mengepost tulisan saya ini secepatnya. Saya berharap keterbatasan ini bisa saya atasi selanjutnya supaya tidak menghambat. Yah, semoga.
    ---------------------------------------------------------------------------------
    Rahmah el-Yunusiyah.

    Pendidikan. Agama. Perempuan.
    Selama ini, banyak anggapan (yang didasarkan pada kenyataan) yang menyatakan bahwa hak perempuan selama ini tidak setara dengan kaum adam. Perempuan tidak diberi keleluasaan melakukan apapun (pada masa itu). Perempuan hanya diizinkan memasak, memasak, dan memasak. Menetap di rumah, bersih-bersih, sama sekali tidak berkesempatan mengeksplor hal lain dengan tujuan apapun. Seakan-akan memang perempuan memang bukan diciptakan untuk melakukan hal lebih. Hal ini mengusik beberapa tokoh perjuangan kita pada masanya. Siapa dari kita yang tidak tahu R.A. Kartini, Christina Martha Tiahahu, Cut Nyak Dien, dan lainnya? Tokoh-tokoh barusan sudah dikenal sepak terjangnya oleh khalayak umum. Baik sebagai tokoh pergerakan perempuan maupun peran lain. Namun, mengapa sosok berarti seperti Rahmah el-Yunusiyah rasanya jarang sekali dibahas?
    Ini bisa jadi disebabkan oleh ‘ketidakdianggapan’ oleh masyarakat di Indonesia. Pahlawan wanita yang telah saya sebutkan di atas memang memiliki peran yang sangat besar sehingga beliau-beliau lebih dikenal. Namun sudah tentu kita tidak dapat melewatkan gerakan-gerakan yang dikesankan ‘kecil’. Sema peranan, baik besar maupun kecil pastinya berarti bagi perjuangan kemajuan Indonesia. Inilah yang disayangkan. Masyarakat belum tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai tokoh-tokoh pergerakan tersebut. Belum lagi peranan perempuan masa itu sama sekali direndahkan. Laki-lakilah yang berkuasa. Semua gerakan hanya bisa dilakukan oleh kaum lelaki.
    Tiga aspek yang menonjol dari  kehidupan Rahmah el-Yunusiyah inilah yang menginspirasi. Tidak hanya di zaman pra-kemerdekaan, namun sangatlah berarti dan dibutuhkan pula untuk saat ini. Pendidikan. Agama. Perempuan.
    Perpaduan ketiga aspek tersebut menurut saya dapat memunculkan figur luar biasa di masa kini. Kaum perempuan harusnya benar-benar tergerak untuk menggerakkan pendidikan tanpa bergantung pada kaum laki-laki. Ya sepenglihatan saya sih, untuk masa kini memang tidak tampak kesenjangan antara kedudukan laki-laki dan perempuan. Alhamdulillah.
    Belum lagi jika dapat diciptakan figur perempuan penggerak pendidikan yang berlandaskan agama. Terutama Islam, nilai-nilai yang ditanamkan dalam keseluruhan aspeknya luar biasa demi kemajuan umat bahkan seluruh dunia, tidak hanya umat Islam saja. Dibarengi kerjasama dengan kaum laki-laki tentunya, dengan niat memajukan bangsa, saya yakin akan tercipta segala hal yang diyakini dapat memenuhi kemaslahatan umat.
    ---------------------------------------------------------------------------------
    Oiya, pesan untuk Bapak Guru Besar saya, Pak Erwin, saya mohon maaf sedalam-dalamnya dan sebesar-besarnya karena ketidaksempurnaan postingan saya sebelumnya. Dan pertemuan lalu Bapak sudah sempat membahas hal ini.
    Namun saya masih berharap posting saya ini bisa manfaat bagi yang lain, setidaknya menambah motivasi orang-orang untuk  menggali lebih dalam tentang tokoh-tokoh ‘tersembunyi’ dalam perkembangan Indonesia.
     Alhamdulillahirabbil’alamiin..
    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    About me

    Photo Profile
    fathya
    << biology-art >>

    bit.ly/shaffabutuhdiingatkan

    Read More

    Follow

    • G+
    • tumblr
    • facebook
    • twitter
    • pinterest
    • instagram

    Labels

    #olimpiadetaqwa abiotik alampikir bandung biotik Indonesia kawan keluarga lingkaran masyarakat pakulahan serpong subang tugas tki

    recent posts

    Blog Archive

    • Mei 2020 (1)
    • Oktober 2019 (2)
    • September 2019 (1)
    • Mei 2019 (2)
    • Maret 2019 (3)
    • Februari 2019 (1)
    • Januari 2019 (5)
    • Desember 2018 (1)
    • November 2018 (1)
    • Oktober 2018 (1)
    • September 2018 (2)
    • Agustus 2018 (2)
    • Juni 2018 (8)
    • Mei 2018 (7)
    • April 2018 (3)
    • Januari 2018 (9)
    • September 2017 (3)
    • Agustus 2017 (2)
    • Juni 2017 (1)
    • Februari 2017 (1)
    • April 2016 (3)
    • Maret 2016 (1)
    • November 2014 (2)
    • Oktober 2014 (7)
    • Juli 2014 (2)
    • Juni 2014 (2)

    Cari Blog Ini

    facebook Twitter instagram google plus tumblr

    Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates

    Back to top